Bangga, DAAI TV Raih Dua Penghargaan dalam Ajang Tangguh Awards 2024

23 September 2024
Produser DAAI TV Sapto Agus Irawan dan Produser DAAI TV Dwi Nur Oktaviani menerima penghargaan. Foto: DAAI TV

DAAI TV berhasil meraih dua penghargaan dalam ajang Tangguh Awards 2024 Kategori Video Pendek yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

DAAI TV kembali mencatatkan prestasi dalam perlombaan Nasional. Kali ini, DAAI TV sukses membawa pulang dua gelar juara di ajang Tangguh Awards 2024.

Produser DAAI TV Sapto Agus Irawan, meraih juara pertama dalam Kategori Video Pendek melalui karya berjudul “Penyelamat Pasir Putih” dari program Refleksi.

Menurutnya, karya berjudul “Penyelamat Pasir Putih” diikutsertakan dalam lomba ini karena pesan dari dokumenter ini sangat kuat, yakni upaya-upaya bersama dari masyarakat untuk berkontribusi bagi penyelamatan lingkungan dari kerusakan akibat abrasi di wilayah pesisir Pasir Putih, Karawang.

“Sehingga karya ini bisa dijadikan bahan kampanye untuk menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli pada persoalan lingkungannya,” ujar Sapto, Senin (23/9).

Secara garis besar, karya ini berkisah tentang dua bersaudara, yakni Sahari dan Suhaeri dalam misinya menyelamatkan daerah Pasir Putih di desa Sukajaya, Cilamaya, Karawang, dari abrasi laut Jawa.

Abrasi di wilayah ini sudah menjangkau permukiman. Mereka bahu membahu menanami bakau selama kurang lebih 10 tahun, hingga akhirnya daerah ini terlindungi oleh sabuk hijau hutan bakau sepanjang 600 meter.

Selain berfungsi melindungi permukiman, hutan bakau ini juga akhirnya menggerakkan ekonomi warga dengan wisata dan edukasi.

Karya “Penyelamat Pasir Putih” sendiri berdurasi 24 menit, tetapi untuk mengikuti perlombaan dalam kategori Video Pendek, karya tersebut harus diringkas sedemikian rupa hingga durasi maksimal 5 menit.

“Tantangannya adalah bagaimana menyampaikan persoalan, serta pesan yang kuat secara visual dan naratif secara efektif dan bermakna dalam durasi yang singkat,” ungkap Sapto.

Sapto berharap, karya ini bisa menjadi inspirasi bagi siapapun yang menonton untuk meneladani kepedulian, serta keteguhan langkah Sahari dan Suhaeri dalam menyelamatkan lingkungan.

 

Meraih Juara Ketiga di Kategori yang Sama

Pada kategori yang sama, Produser DAAI TV Dwi Nur Oktaviani meraih juara ketiga melalui karya berjudul “Warisan Arsitektur di Gumi Sasak” dari program Pelindung Alam.

Dwi menjelaskan, “Warisan Arsitektur di Gumi Sasak” mengangkat kisah terkait arsitektur Suku Sasak Bayan di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Siapa sangka, di era modern ini masyarakat Adat Bayan, masih mempertahankan arsitektur tradisional rumah adat yang disebut bale bayan.

Sejak abad ke-13, Suku Sasak Bayan membuat rumah adat menggunakan bahan-bahan alam yang kokoh dan bisa menahan bencana seperti gempa bumi.

Permukiman tradisional ini sudah bertahan selama enam generasi. Bangunan berdinding anyaman bambu dan beratap ilalang ini masih berdiri kokoh, serta bisa melindungi penghuninya saat gempa bumi Lombok berkekuatan 7.0 magnitudo tahun 2018 terjadi.

Selama proses syuting berlangsung, Dwi mengaku ada beberapa tantangan yang ia dan timnya hadapi. Salah satunya, adalah terbatasnya akses menuju rumah adat milik penduduk dan akses menuju lumbung.

“Beberapa rumah adat yang dihuni oleh masyarakat ada yang tidak boleh dimasuki oleh tamu atau orang luar karena mereka punya berugak, atau tempat untuk menerima tamu. Namun, kemarin kami diizinkan untuk masuk ke kepala adatnya, yakni Raden Gedarip,” kata Dwi.

Dwi berharap, melalui karya “Warisan Arsitektur di Gumi Sasak” masyarakat di luaran bisa semakin mengenal warisan budaya setempat, khususnya Suku Sasak Bayan yang memiliki arsitektur yang adaptif terhadap gempa bumi.

Dwi juga mengimbau agar anak muda saat ini bisa lebih memaksimalkan penggunaan gawai untuk mencari informasi terkait bencana alam. Dengan demikian, masyarakat bisa lebih siap saat menghadapi bencana dan mengetahui bagaimana mitigasi dalam menghadapi bencana alam.

“Semoga tayangan ini bisa menjadi media untuk masyarakat luas lebih mengenal kebudayaan, ritual, dan adat-adat Indonesia yang sejak dulu mungkin sudah terlupakan,” tutup Dwi.

Sebagai informasi, Tangguh Award 2024 merupakan bentuk apresiasi pemerintah kepada para pegiat seni yang berdedikasi dalam mengedukasi masyarakat tentang kesiapan menghadapi bencana.

Acara ini merupakan agenda tahunan BNPB yang sudah berlangsung sejak 2012. Tangguh Award memberikan ruang bagi kreativitas para pegiat seni fotografi, video, desain, dan musik di Indonesia yang peduli terhadap lingkungan dan bencana alam.

Pada tahun ini, BNPB mencatat sebanyak 1.677 karya berkompetisi dalam Tangguh Award 2024, yang terdiri atas 385 foto tunggal, 257 foto cerita, 202 video pendek, 267 poster, dan 206 jingle. Karya-karya tersebut, menunjukkan beragam pendekatan kreatif dalam menyampaikan pesan kesiapsiagaan bencana.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: