Nggak Perlu Disuntik! Mahasiswa ITS Ciptakan Alat Cek Gula Darah Pakai Cahaya

10 Januari 2025

Tim Insgluni ITS. (Foto: situs web ITS)

Tim mahasiswa Departemen Teknik Instrumentasi, Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuat alat deteksi gula darah tanpa jarum suntik.

Tim ITS berhasil menginovasikan alat deteksi gula darah non-invasif bernama Instrument Glucose Non-Invasive (Insgluni).

Alat yang bekerja tanpa proses pengambilan darah ini, membuat proses pemeriksaan kadar gula darah menjadi lebih aman, nyaman, dan ramah lingkungan.

Menyitat dari situs web ITS, penggagas alat deteksi gula darah ini, adalah Rafly Zaka Rulloh, Yeti Mirasani, Muhammad Zidane Abri, Rafly Zaka Rulloh, Rahadiyan Rachmadi, dan Yus Putri Arum Seger.

Mereka juga telah berhasil mengantarkan Insgluni pada tingkat 7 dalam Tingkatan Kesiapan Teknologi (TKT).

(Cara pakai Insgluni)

 

Ketua tim Insgluni Rafly Zaka Rulloh menjelaskan, inovasi ini dikembangkan dari kekhawatirannya terhadap proses pemeriksaan gula darah secara konvensional yang bersifat invasif.

Pasalnya, proses pengambilan darah menggunakan jarum suntik ini menimbulkan rasa sakit dan membawa risiko infeksi.

“Metode konvensional turut menyumbang limbah medis berupa jarum suntik dan strip uji,” ujar Rafly dikutip dalam keterangannya, Jumat (10/1).

Rafly menyebutkan, Insgluni hadir dengan memberikan alternatif pemeriksaan kadar gula darah yang lebih mudah dan aman, baik bagi pengguna maupun lingkungan.

Selain bermanfaat bagi penderita diabetes, inovasi ini juga membantu pemeriksaan dini pada individu yang peduli akan kesehatan.

“Insgluni juga dapat digunakan pada instansi kesehatan seperti rumah sakit, klinik, dan puskesmas,” tambah Rafly.

(Ilustrasi Insgluni)

 

Cara Kerja Insgluni

Alat portabel berbentuk kubus ini, memanfaatkan cahaya nir infrared sebagai pemantik detektor gula darah. Rafly menjelaskan, cahaya nir infrared yang ditembakkan akan menabrak jari pada tempat pengujian yang telah disediakan.

Bilah cahaya yang berhasil melewati jari, kemudian akan ditangkap oleh sensor optik photodioda dengan panjang gelombang 940 nanometer.

Selanjutnya, sistem yang telah dilatih akan menyaring, mengolah, dan mengonversi noise cahaya menjadi sebuah nilai dengan satuan gula darah miligram per desiliter.

Melalui tahap uji coba yang panjang, Insgluni terbukti mempunyai tingkat akurasi deteksi kadar gula darah mencapai 87%.

“Nilai ini jauh lebih besar dibandingkan alat serupa yang beredar di pasaran,” kata Rafly.

(Insgluni diakses dari aplikasi)

 

Tidak hanya itu, Insgluni juga dibekali dengan aplikasi berbasis android yang dapat dihubungkan dengan jaringan WiFi.

Aplikasi ini akan menerima dan menampung rekaman data pengujian kadar gula darah, serta memberikan informasi kesehatan pengguna.

Dengan demikian, pengguna dapat memantau dan mengontrol kadar gula darah secara teratur dan rutin.

“Pada tingkat ini, Insgluni telah mencapai bentuk prototipe yang matang dan telah diuji massal pada skala lingkungan yang kecil,” terang Rafly.

Berkat inovasinya, tim Insgluni ITS sukses mengukir prestasi membanggakan tingkat nasional. Salah satunya, dengan menyabet gelar juara I kategori Program Kreativitas Mahasiswa Karya Inovatif (PKM-KI) subkategori Presentasi pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2024 lalu.

“Dengan keamanan, kemudahan, dan kenyamanan yang dibawa, Insgluni dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat,” tutup Rafly

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: