Marvel Adolf Sianipar (16), pemuda asal Bekasi, Jawa Barat, menjadi juara kedua dalam kompetisi Grand Beatbox Battle 2023 (GBB) di EX Theater Roppongi di Tokyo, Jepang.
Dalam kompetisi yang diselenggarakan pada 18-21 Oktober 2023 tersebut, Marvel berkompetisi melawan Julard dari Prancis.
Meskipun gagal meraih tempat pertama, tetapi Marvel mendapatkan banyak pengalaman berharga dalam prosesnya.
Marvel mampu menunjukkan kemampuannya dan bersaing dengan peserta berbagai negara, seperti Inggris, Jerman, Korea Selatan, Singapura, dan Prancis.
Ini juga merupakan pertama kalinya perwakilan asal Indonesia lolos ke kompetisi beatbox internasional, bahkan hingga mendapat juara kedua.
Grand Beatbox Battle 2023 merupakan edisi ke-13 dari kompetisi beatboxing internasional yang diselenggarakan oleh Swissbeatbox.
Kompetisi ini menyelenggarakan beberapa turnamen untuk berbagai bentuk dan kategori beatboxing. Di antaranya meliputi Solo (atau Showcase), Loopstation, Tag Team, Crew, Tag Team Loopstation, Producer, dan Under 18.
GBB mengikuti format turnamen tradisional, yang mana para kompetitor secara bergiliran tampil di atas panggung, lalu panel juri akan memilih pemenangnya.
Syarat untuk mengikuti turnamen, yakni para beatboxer dari seluruh dunia harus mengirimkan “wildcard” secara online untuk mendapatkan undangan.
Para peserta juga bisa memenangkan kompetisi nasional dan internasional lainnya, serta melewati babak eliminasi selama kompetisi berlangsung.
(Marvel saat tampil di GBB 2023)
Belajar Otodidak dari Internet
Marvel menjelaskan, ia mempelajari beatbox dengan melihat dari media sosial YouTube. Kemudian, Marvel mulai tertarik ke dunia beatbox dan mulai belajar tutorial beatbox di YouTube.
Kegemarannya di dunia beatbox akhirnya membawa Marvel ke kompetisi ini. Marvel mengaku, dirinya mendapatkan informasi pendaftaran GBB 2023 melalui laman Instagram @swissbeatbox.
“Jadi awal mulanya saya bisa ikut, yaitu karena saya bikin dulu wildcard video berdurasi dua menit untuk kategori Under 18 (usia di bawah 18 tahun), lalu diunggah ke YouTube. Kemudian, saya juga wajib isi form pendaftaran,” ujar Marvel kepada DAAI TV, Senin (13/5).
Sebulan kemudian, hasil penjurian wildcard menunjukkan bahwa Marvel berada di urutan ke-11. Posisi ini sebenarnya di luar dari jumlah kontestan yang hanya dibutuhkan 8 orang.
Namun, menjelang dimulainya kompetisi, Marvel dinyatakan bisa mewakili Indonesia di kompetisi beatbox tersebut karena beberapa finalis sebelumnya memilih untuk mengundurkan diri.
Marvel pun mendapatkan banyak dukungan dari komunitas dan media beatbox di Indonesia, serta dukungan dari keluarga dan teman-temannya.
Meskipun berstatus sebagai pengganti, tetapi Marvel mampu membuktikan kualitas dirinya dan memang layak untuk berada di panggung tersebut.
Perjuangan Mengikuti GBB 2023
Perjuangan Marvel untuk mengikuti kompetisi ini tak mudah. Marvel mengaku, dirinya harus mengumpulkan dana pribadi untuk membuat paspor, membeli tiket pesawat, dan membawa uang saku ke Jepang.
Pasalnya, pihak Swissbeatbox hanya menanggung biaya hotel dan memberi uang untuk peserta. Sementara itu, Marvel yang masih berusia di bawah 18 tahun wajib didampingi oleh orang dewasa lain, tetapi biaya pendamping tidak ditanggung oleh Swissbeatbox.
Belum lagi, seminggu sebelum kompetisi dimulai, Marvel sempat sakit parah yang membuatnya kesulitan tampil maksimal di panggung.
“Sampai di Jepang pun saya masih batuk pilek. Namun, Puji Tuhan, sehari sebelum tanding batuk dan pilek saya pun berhenti dan saya merasa lebih sehat,” katanya.
(Marvel saat tampil di GBB 2023)
Penilaian Juri
Perjalanan Marvel menuju babak final tidak mudah. Pada babak perempat final, Marvel harus menghadapi Serpent, beatboxer asal Korea Selatan yang menjadi salah satu unggulan di kategori tersebut.
Meski demikian, Marvel mampu menang telak. Empat dari lima juri memilihnya, sehingga Marvel bisa melaju ke babak semifinal dengan mulus.
Di babak semifinal, Marvel harus bertemu dengan Wand, beatboxer asal Korea Selatan. Lagi-lagi Marvel berhasil mengalahkan Wand dan bertemu dengan Julard, beatboxer asal Prancis di partai final.
Perjuangan panjang Marvel pun berbuah manis. Walaupun tidak bisa merebut juara pertama, tetapi Marvel bisa menduduki peringkat kedua di ajang bergengsi tersebut.
Beberapa kriteria penilaian yang diperhatikan juri, adalah musikalitas, teknik, struktur, kerapihan dan kebersihan, penampilan di atas panggung, sampai kompleksitas beat yang dibawakan peserta. Tak lupa, keunikan dan interaksi dengan penonton juga bisa memberikan nilai tambah.
“Saya sangat semangat karena saya di sini membawa nama negara. Saya juga orang Indonesia pertama yang berhasil lolos dan bisa mengikuti GBB ini. Maka dari itu, saya sangat semangat untuk bisa memberikan yang terbaik,” ungkap Marvel.
Ke depannya, Marvel berencana untuk mengikuti lebih banyak kompetisi beatbox tingkat internasional.
“Mimpi saya ke depannya saya bisa menjadi juara di kompetisi beatbox internasional, bisa lolos ke kategori Solo (dewasa) di GBB, dan bisa menampilkan yang terbaik,” tutup Marvel.