Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan (Dishub) memasang teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di sejumlah simpang jalan untuk mengurai kemacetan.
Teknologi AI yang dipasang di sejumlah jalan ibu kota ini, bertujuan untuk mengatur durasi lampu lalu lintas dan membantu mengurai kemacetan di Jakarta.
Adapun sistem pemantauan lalu lintas yang diusung Pemprov DKI ini, bertajuk Network Operation Centre (NOC) Intelligent Traffic light System (ITS).
Sistem NOC ITS mengatur durasi lampu lalu lintas secara otomatis dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan.
Berdasarkan data kemacetan yang diidentifikasi secara real time di persimpangan, AI kemudian menentukan berapa lama durasi lampu hijau yang ideal di setiap arah agar tidak terjadi penumpukan kendaraan.
Mengutip dari situs PPID DKI Jakarta, Pemprov DKI akan terus melakukan inovasi demi keamanan dan kelancaran lalu lintas di Jakarta. Termasuk dengan memperluas pemasangan teknologi NOC ITS di berbagai persimpangan yang ramai kendaraan.
Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, operasional ITS bertujuan untuk mengurai kepadatan kendaraan dan mengurangi kemacetan di 20 titik persimpangan jalan.
“Tujuannya ini untuk mempermudah pantauan kemacetan dan memperlancar lalu lintas. Bisa menciptakan efisiensi lalu lintas menjadi 15% hingga 20%,” ujar Heru dikutip dalam keterangannya, Selasa (18/7).
Heru menjelaskan, peralatan yang dipasang di lokasi akan mempermudah proses pemantauan dan perhitungan tingkat kepadatan arus lalu lintas melalui sistem kecerdasan buatan.
Selanjutnya, bila terjadi kepadatan akan dilakukan penyesuian pengaturan lampu lalu lintas di persimpangan tersebut.
“Kalau lalu lintas padat, lampu hijaunya dipercepat. Nah, bagi yang lalu lintas kosong lampunya segera dimerahkan,” papar Heru.
Heru mengaku, saat ini pihaknya baru mengaplikasikan sistem tersebut di 20 lokasi persimpangan. Rencananya, tahun ini Heru akan menambah lokasi penerapan di 40 titik persimpangan.
“Prioritasnya untuk kawasan yang memiliki tingkat kemacetan yang padat. Contohnya kawasan Jalan Daan Mogot, Pancoran, Kuningan, Gunung Sahari, serta di Gatot Subroto,” tegasnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, sebelumnya pengaturan lampu lalu lintas harus dilakukan secara manual, sehingga bila terjadi perubahan kepadatan arus lalu lintas pengaturannya dilakukan secara manual oleh petugas.
Menurut Syafrin, pemanfaatan teknologi ni sudah diimplementasikan sejak April lalu. Selama pemanfaatan ITS itu, terpantau terdapat pengurangan antrean kendaraan hingga sekitar 20% di 20 lokasi persimpangan.
“Melalui teknologi ini, sistem akan melakukan identifikasi secara real time berapa waktu hijau yang dibutuhkan untuk setiap titik persimpangan agar kendaraan yang melintas dalam periode waktu tertentu keseluruhannya bisa melintas,” tutup Syafrin.
Berdasarkan data Dishub DKI, berikut adalah 20 simpang jalan di ibu kota yang telah dipasang AI.
- Jl Jembatan 2 Raya-Jl. Tubagus Angke
- Jl. Kyai Tapa-Jl. Daan Mogot (Grogol)
- Jl. S Parman-Jl. Tomang Raya
- Jl.S.Parman-Jl.KS.Tubun-Jl Gatot Subroto (Slipi)
- Jl Gatot Subroto-Jl Rasuna Said (Kuningan)
- Jl. Gatot Subroto-Jl. Supomo (Pancoran)
- Jl. MT Haryono-Jl. Sutoyo (Cawang Uki)
- Jl. DI Panjaitan-Jl. Kalimalang
- Jl. Ahmad Yani-Jl. Utan Kayu (Rawamangun)
- Jl. Ahmad Yani-Jl. Pemuda-Jl. Pramuka
- Jl. Ahmad Yani-Jl. H. Ten
- Jl. Perintis Kemerdekaan-Jl. Letjen Suprapto
- Jl. Senen Raya-Jl. Kwitang (Senen)
- Jl. Gunung Sahari-Jl Wahidin
- Jl. Gunung Sahari-Jl. Dokter Sutomo (MBAL)
- Jl. Gunung Sahari–Jl. Angkasa – Jl. Samanhudi
- Jl. Gunung Sahari-Jl. Mangga Besar (Kartini)
- Jl. Gunung Sahari-Jl. Pangeran Jayakarta
- Jl. Gunung Sahari–Jl. Mangga Dua
- Jl. Perniagaan Raya-Jl. Pasar Pagi Flyover (Jembatan Lima)