Bisa Mengancam Nyawa, Waspada Penyakit Angin Duduk

 

8 Agustus 2024
Sopir menyelamatkan temannya dari angin duduk. (Foto: tiktok.com/@moesang88)

Penyakit angin duduk bisa berbahaya dan bahkan mengancam nyawa jika tidak ditangani dengan benar. Apa saja penyebab dan gejalanya?

Belum lama ini, media sosial TikTok diramaikan dengan video yang menampilkan seorang sopir menolong temannya yang diduga terserang angin duduk.

Sambil memegang minyak angin, pria tersebut mengerik leher temannya yang berada di dalam mobil, sambil menunggu bantuan darurat dari pengelola taksi pusat.

Mencoba tetap tenang, pria di dalam video juga mengeriki bagian bahu, dada, dan perut temannya sebagai respons pertama dalam mengatasi serangan angin duduk.

Setelah keadaan temannya membaik, pria tersebut langsung memeluk dan menyemangati temannya agar tetap kuat dan sehat.

Di dalam video yang diunggah oleh akun TikTok @moesang88 , dijelaskan bahwa sopir taksi ini sedang dalam proses mengganti ban mobil yang pecah di pinggir jalan tol JORR KM 25.

Tiba-tiba, temannya yang berada di dekatnya merasakan nyeri dada yang kuat. Dengan sigap, sopir tersebut menolong temannya agar tetap bertahan sampai bantuan datang.

“Gara-gara ganti ban pecah, sopir taksinya kelelahan. Kondisi jalannya ramai sekali,” ujar pria dalam video tersebut, dikutip Kamis (8/8).

Atas aksi heroiknya, sang sopir pun mendapatkan apresiasi dari pimpinan perusahaan taksi tempatnya bekerja.

(Sopir taksi menyelamatkan temannya)

 

Apa Itu Angin Duduk?

Angin duduk atau angina pectoris adalah serangan nyeri dada yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke jantung. Ini merupakan gejala penyakit arteri koroner.

Nyeri yang menyerang pada angin duduk, terasa seperti tertekan, berat, dan sesak. Biasanya, angina duduk disebabkan oleh penyempitan arteri akibat aterosklerosis, yaitu penumpukan plak lemak di dinding arteri.

Angin duduk relatif sering terjadi, tetapi beberapa orang mungkin sulit membedakannya dengan nyeri dada lainnnya.

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko angin duduk. Pertama, faktor risiko yang dapat diubah seperti diet (hiperlipidemia), merokok, hipertensi, stres, obesitas, kurang aktivitas fisik, dan diabetes melitus.

Kedua, faktor risiko yang tidak dapat diubah seperti usia, riwayat penyakit jantung, serta penyakit keturunan yang bisa meningkatkan risiko angin duduk.

 

Gejala Angin Duduk

Angin duduk terjadi ketika jantung harus bekerja lebih keras, biasanya saat melakukan aktivitas fisik berat.

Gejala umum yang paling umum dirasakan oleh penderita angina duduk, adalah nyeri pada bagian dada.

Selain itu, gejala lain yang harus diwaspadai adalah nyeri yang disertai dengan rasa terbakar hingga menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, dan punggung.

Kemudian gejala sesak napas, pusing dan mual, keringat dingin, pingsan, hingga tubuh mudah merasa lelah.

Perlu diketahui, angin duduk biasanya berlangsung singkat dan bisa mereda dengan istirahat atau obat-obatan.

 

Cara Mencegah Angin Duduk

Angin duduk bisa dicegah melalui beberapa cara. Misalnya seperti rutin berolahraga, berhenti merokok, menurunkan berat badan berlebih, hingga rutin mengecek kadar kolesterol dan gula darah dalam tubuh.

Kemudian, konsumsi vitamin, konsumsi makanan rendah lemak, rendah garam, dan tinggi serat, istirahat yang cukup, hindari stres, dan lakukan aktivitas sesuai kemampuan.

 

Cara Mengatasi Angin Duduk

Pertolongan pertama yang bisa dilakukan untuk mengatasi angin duduk, adalah mengentikan aktivitas sesegera mungkin.

Setelah itu, luangkan waktu untuk beristirahat dan mengatur napas agar tubuh menjadi lebih rileks.

Jika memungkinkan, coba untuk berbaring dengan posisi kepala lebih tinggi daripada badan. Jika sudah pernah mengalami angin duduk sebelumnya, segera konsumsi obat yang direfepkan dokter untuk meredakan nyeri dada.

Namun, jika gejala angin duduk tidak mereda, segera kunjungi dokter untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: