Buat Miniatur Kota Ramah Lingkungan, Siswa asal Jombang Raih Medali Emas di Korea
Achmad Fattah Assyauqi, siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Jombang berhasil membawa pulang medali emas dalam kompetisi robotik internasional. Apa inovasinya?
Achmad menorehkan prestasi membanggakan dalam ajang International Youth Robot Competition (IYRC) 2024 yang digelar di Daejeon, Korea Selatan, pada 2–4 Agustus 2024.
Kompetisi robotik tingkat dunia ini, diikuti oleh anak berprestasi dari berbagai negara. Mulai dari Korea Selatan, Thailand, Meksiko, Algeria, Brazil, Israel, Rusia, Palestina, dan beberapa negara lainnya.
Tak tanggung-tanggung, siswa kelas kelas 12 ini meraih medali emas pada laga perdananya, dalam Design Creative Robotics.
(Miniatur kota ramah lingkungan Achmad dan timnya. Foto: MAN 2 Jombang)
Membuat Minatur Kota Ramah Lingkungan
Mengusung tema “Smart City and Smart Bunker”, Achmad menampilkan miniatur smart city ramah lingkungan yang dilengkapi dengan panel surya .
Pada ajang tersebut, kata Achmad, Indonesia mengirimkan lima tim yang masing-masing terdiri atas 2-5 orang. Achmad sendiri, tergabung dalam tim yang berasal dari Pondok Pesantren Darul Quran, Tangerang.
Dalam miniaturnya, kota yang ditenagai panel surya ini memiliki sensor otomatis yang akan mati ketika siang dan menyala ketika malam. Kota pintar tersebut, juga dilengkapi dengan smart parking yang memiliki sensor ketika ada mobil terparkir.
Selain itu, ada pula smart dome, deteksi dini gempa, smart bunker, serta mini robo yang bakal bisa membantu mengevakuasi korban gempa.
”Ini kalau diterapkan di kabupaten mungkin masih sulit. Tapi kalau fitur-fitur canggih ini diterapkan di IKN yang sekarang sedang pembangunan, ini akan sangat nyambung karena IKN menggambarkan smart city,” kata Achmad disitat dari Radar Jombang Jawa Pos, Senin (12/8).
Untuk bisa menghasilkan karya yang sempurna, Achmad juga sudah melakukan puluhan kali trial & error bersama teman satu timnya.
(Miniatur kota ramah lingkungan Achmad dan timnya. Foto: MAN 2 Jombang)
Suka Merakit Sejak Kecil
Achmad menjelaskan, keahliannya dalam bidang robotik sudah terlihat sejak kecil, saat dirinya senang bermain dengan alat elektronik di rumahnya.
Achmad mengaku, benda yang paling sering ia bongkar dan pasang adalah kipas angin. Tak jarang, Achmad juga diberi teguran oleh orang tuanya ketika ia berhasil membongkar barang elektronik, tetapi tidak bisa mengembalikannya seperti semula.
“Kalau saya tidak bisa mengembalikan, akhirnya manggil tukang servis. (Momen) yang ibu saya marah besar itu saat saya bongkar mesin cuci, tapi tidak bisa mengembalikannya lagi,” kisah Achmad.
Menurut Achmad, merakit barang atau pengetahuan soal listrik merupakan mainan yang mengasyikkan.
Ketika Achmad menjelaskan kepada orang tuanya tentang ketertarikannya pada bidang elektro, ia pun mendapatkan dukungan penuh untuk mengikuti kompetisi ini.
“Ketika ibu tahu saya akan ke Korea Selatan (untuk ikut) lomba robotik, ibu menangis. Tidak menyangka anaknya yang tadinya suka bongkar-pasang kipas angin sekarang bisa go international,” jelasnya.
Saat ini, Achmad masih terus belajar untuk mewujudkan mimpinya sebagai seorang insinyur.
Ke depannya, Achmad bakal terus belajar tentang robotik, mengembangkan ilmu dan pengalaman yang telah ia dapatkan, serta menyebarluaskannya kepada banyak orang.
“Keberhasilan ini tidak hanya berasal dari saya dan tim, tapi juga doa dari doa keluarga, masyayikh, para kiai, guru-guru, dan teman-teman saya. Saya berharap, medali emas yang saya dapatkan dari IYRC 2024 ini, dapat meningkatkan pamor MAN di mata dunia. Bahwa anak didik MAN juga memiliki talenta yang mampu berbicara di kompetisi robot tingkat dunia,” tutup Achmad.