Cerdas! Peneliti Muda Ini Kantongi Hak Paten Senyawa Antikanker dan Antidiabetes dari Bahan Alami
11 Maret 2025

Fahrul Nurkolis (25) lulusan Prodi Biologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memegang hak paten atas senyawa antikanker dan antidiabetes. Bagaimana perjalanannya?
Meski masih muda, tetapi Fahrul telah mengantongi hak paten dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum Republik Indonesia, pada 24 November 2024 dan berlaku selama 10 tahun, atau sampai 2034.
Menyitat dari Tempo via Good News from Indonesia, hak paten ini berikan setelah Fahrul berhasil meneliti senyawa bioaktif dari bahan alam, yakni tumbuhan Echinacea purpurea, anggur laut (Caulerpa racemosa), dan bawang dayak, sebagai obat antidiabetes.
Fahrul menjelaskan, latar belakang penelitiannya adalah mencari solusi berbasis bahan alam yang potensial dan memiliki efek sinergis dalam terapi penyakit metabolik, seperti diabetes dan obesitas.
Dari situlah, Fahrul dan tim penelitiannya melakukan berbagai pendekatan, mulai dari studi bioinformatika hingga uji biologis sebelum akhirnya dipatenkan.
Menurut Fahrul, Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa untuk menjadi sumber obat-obatan dari berbagai penyakit yang ada. Namun, tantangan yang kerap muncul adalah bagaimana mengolahnya menjadi inovasi medis yang berdampak bagi kesehatan global.
Hal inilah yang kemudian memotivasi Fahrul untuk melakukan penelitian senyawa antikanker dan antidiabetes yang berasal dari bahan alam Indonesia.
Senyawa bioaktif dari bahan alam tersebut, kata Fahrul, ternyata memiliki potensi untuk mencegah kanker dengan menghambat proliferasi sel kanker, menginduksi apoptosis, atau menghambat jalur sinyal kanker.
Melalui prosesnya, Fahrul dan tim berhasil mendapatkan hak paten yang berkaitan dengan formulasi obat anti-cardiometabolic syndrome berbasis ekstrak anggur laut yang terbukti menghambat enzim α-glukosidase, α-amilase, dan lipase.
Selain mendapatkan paten, Fahrul yang berfokus pada riset biokimia juga memiliki ratusan publikasi internasional Scopus. Secara total, Fahrul telah menerbitkan 110 karya ilmiah di jurnal internasional bereputasi Scopus. Melalui rekam jejak tersebut, Fahrul menjadi salah satu peneliti muda yang berkontribusi dalam transformasi riset farmasi di Indonesia.
Meneliti Bahan Alam
Kesadaran Fahrul terhadap keanekaragaman Indonesia, membuatnya terus semangat melakukan berbagai riset hingga mendapatkan hak paten.
Maka dari itu, Fahrul bersama timnya meneliti tanaman anggur laut yang dinilai memiliki kandungan senyawa antikanker.
Senyawa antikanker didapat dari anggur laut yang mudah ditemui di kawasan pesisir Indonesia. Tanaman tersebut bekerja mencegah kanker dengan cara menghambat proliferasi sel kanker, menginduksi apoptosis, atau menghambat jalur sinyal kanker.
Di sisi lain, Fahrul dan tim turut meneliti bawang dayak. Tanaman yang dikenal juga sebagai bawang sabrang atau bawang lemba ini, telah lama dikenal dengan manfaatnya yang dapat menangani darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, hingga stroke.
Menariknya, bawang yang tumbuh di Kalimantan ini mengandung eleutherol, eleutherinoside A, dan eleuthoside B yang berperan dalam mengontrol kadar gula darah.
Meski telah mendapatkan hak paten, usaha Fahrul Nurkolis tidak berhenti di sini. Ia mengatakan bahwa jalannya masih panjang. Dirinya berencana akan melakukan hilirisasi dan bermitra dengan industri farmasi.
“Itu butuh waktu beberapa tahun ke depan. Proses validasi dan uji klinis yang panjang sebelum produk bisa dikomersialkan adalah tantangan tersendiri,” ujar Fahrul.
(Fahrul Nurkolis, pemegang hak paten atas senyawa antikanker dan antidiabetes. Foto: UIN Sunan Kalijaga)
Metode Penelitian
Fahrul dan timnya mengembangkan penelitian ini dengan tiga pendekatan utama. Pertama, In Silico, yani menggunakan molecular docking dan dynamic simulation untuk memprediksi interaksi senyawa dengan target molekuler.
Kedua, In Vitro, yaitu menguji senyawa pada kultur sel untuk mengonfirmasi efektivitasnya dalam menghambat sel kanker dan mengontrol kadar gula darah.
Ketiga, In Vivo. Menggunakan hewan model untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanannya sebelum melangkah ke uji klinis manusia.
Fahrul mengungkapkan, salah satu tantangan terbesar dalam penelitian ini, adalah isolasi dan identifikasi senyawa bioaktif yang sering ditemukan dalam jumlah kecil. Untuk menemukan itu, Fahrul dan tim memerlukan teknik ekstraksi canggih dan validasi biologis lebih lanjut.
Penemuan ini telah mendapatkan Perlindungan Paten Sederhana untuk senyawa Peptida Pudjialanine Rudyline dari tanaman anggur laut sebagai obat diabetes.
Meskipun telah memperoleh paten, Fahrul mengaku tantangan besar masih ada dalam hilirisasi penelitian ini. Fahrul melihat, masih banyak penelitian di Indonesia terhenti di laboratorium tanpa dukungan industri dan pemerintah.
c0dxyj