Enggan Kehilangan Sumber Hidup, Pemuda Ini Komitmen Jaga Sumber Mata Air di Desa
Pemuda pegiat lingkungan asal Desa Kaligentong, Boyolali, Jawa Tengah, Ayatullah Reza (23), berkomitmen untuk menjaga mata air yang ada di daerahnya agar tidak hilang.
Desa Ngelo, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali, punya mata air jernih yang kerap digunakan untuk mencuci, mandi, dan minum.
Untuk menjaga mata air ini, Ayatullah memulai restorasi dan gerakan bersih-bersih saluran mata air agar aliran air tidak tersumbat.
Sebelum restorasi, sumber mata air di desa tersebut tertutup oleh sedimen. Setelah dilakukan restorasi dan pengangkatan sedimen, sumber mata air tersebut pun dapat mengalir dengan lebih baik.
Ayatullah menjelaskan, niatnya untuk menjaga mata air diawali dari ketakutan akan kehilangan mata air yang berujung desanya tidak punya air bersih.
Setelah sebelumnya sempat hilang, mata air di desa tersebut pun muncul kembali berkat upaya yang dilakukan Ayatullah.
Meskipun debit airnya tidak sebesar sebelumnya, tetapi Ayatullah tetap bersyukur karena mata air ini bisa mengobati rasa takut Ayatullah akan kehilangan mata air.
“Kondisinya memang belum 100% baik, tapi sudah mendingan karena bisa dilihat sendiri sedimennya masih terlalu dalam, lumpurnya masih banyak, dan cukup susah untuk mengangkat ini semua. Jadi kita masih mengandalkan alam, berharap kalau ada banjir, ada aliran air yang deras bisa menyapu si sedimen-sedimen ini,” ujar Ayatullah disitat dari tayangan YouTube Bumiku Satu, Rabu (5/6).
(Aliran mata air di Dusun Ngelo)
Suka Air Sejak Kecil
Ayatullah mengaku, kecintaannya pada air sudah ada sejak kecil. Pegiat lingkungan ini bahkan tidak pernah menolak jika diajak pergi ke sungai.
“Jadi kalau lihat dia (air) kotor atau mati, ya, ada rasa pengin ngembaliin,” ungkap Ayatullah.
Selain rutin membersihkan mata air, Ayatullah dan warga setempat juga kerap menanam pohon ara (ficus) dan beringin yang bisa mengamankan nutrisi yang tersebar di tanah.
“Jadi sedimen-sedimen tanah habis hujan enggak jatuh ke mata air,” kata Ayatullah.
Upaya Ayatullah untuk melakukan restorasi pun tidak sia-sia. Melalui inisiatifnya, kini semakin banyak warga yang menggunakan mata air dan peduli.
“Kami merestorasi mata air bersama warga, kami mengangkat lumpurnya, kami mengangkat beberapa batu, mungkin juga ada limbah dari kotoran hewan dari dari sisa pupuk kandang yang masuk ke sini. Kami bersihkan, dengan harapan sumber mata air ini dapat mengalir sampai ke hilir. Kenapa merestorasi mata air ini? Karena ini berada di paling atas, sehingga kalau kita membersihkan ini, harapannya sumber-sumber yang di bawahnya juga ikut membesar debitnya. Dengan demikian, kita tidak perlu dua kali bekerja, kita tinggal merawat ini kita tinggal merawat yang bawahnya lagi, sehingga dalam satu kali restorasi kita dapat hal yang lebih banyak,” jelas Ayatullah.
(Ayatullah membersihkan aliran mata air)
Banyak Warga yang Peduli
Ayatullah mengaku sangat senang karena warga yang sebelumnya tidak begitu peduli, sekarang lebih peduli dengan mata air, bahkan mau bersih-bersih dan ikut menjaga mata air.
“Air, kan, dimanfaatkan oleh semua makhluk hidup. Entah itu tua, muda, manusia, binatang, atau tumbuhan. Jadi ketika saya ngobrol sama bapak-bapak, kalau pengin ngerestorasi itu mereka sudah tanpa penolakan,” katanya.
Selain melakukan pembersihan rutin, warga setempat juga membuat tanggul di sekitar mata air yang berfungsi untuk menahan kotoran agar tidak menutup aliran mata air.
Untuk memperkuat fungsi tanggul, Ayatullah dan masyarakat akan terus melakukan penanaman pohon agar bisa menggantikan fungsi tanggul-tanggul tersebut.
“Air itu tempat kita hidup sampai kita mati nanti. Jadi kita lahir butuh air, dimandikan, sampai kita mati, ya, dimandikan pakai air juga. Harapannya banyak orang yang peduli, bukan di desa ini saja, tapi lebih ke menyeluruh,” tutup Ayatullah.