Genius! Siswa Indonesia Bawa Pulang 6 Medali dari Kompetisi Coding Internasional
Enam siswa Indonesia sukses memborong medali dalam kompetisi Coding World Innovative Technology Challenge 2024 di Chinnam National University, Yeosu-si, Korea Selatan, pada 2-3 November 2024.
Keenam siswa yang duduk di bangku SD hingga SMP ini, berhasil membawa pulang 2 emas, 1 perak, dan 3 perunggu dalam kompetisi coding (menuliskan instruksi atau kode menggunakan bahasa pemrograman).
Bukan hanya Indonesia, kompetisi internasional ini juga diikuti oleh beberapa negara lainnya, seperti Filipina dan Korea Selatan.
Ada tiga kategori yang diperlombakan, yaitu presentation, software programming (coding), dan robot race.
Tim Indonesia mengirimkan enam pelajar untuk kategori coding di level junior (usia 13 tahun). Ada juga satu pelajar berpartisipasi pada kategori coding di level senior (usia 14 tahun).
Ketua Delegasi Indonesia Budi Chang mengatakan, keenam siswa ini dilatih secara intensif selama enam bulan.
“Anak-anak berhasil bertarung dengan sekitar 40 anak di level junior dan 35 anak di level senior. Tim ini dilatih selama 6 bulan dari 0, yakni seminggu 2 kali selama 3-4 jam per hari,” ujar Budi dikutip dari ANTARA, Selasa (5/11).
Tidak sembarangan, tim Indonesia yang berkompetisi pada ajang ini juga telah melalui kriteria penilaian yang ketat. Mulai dari efektivitas program, orisinalitas (dibantu oleh AI atau tidak), hingga kreativitas peserta.
Budi menjelaskan kemenangan ini tidak disangka-sangka oleh negara lainnya, apalagi peserta dari Indonesia hanya mendapat pelatihan yang relatif singkat.
“Peserta dari negara lain kaget kok bisa Indonesia dapat emas dengan pelatihan begitu singkat,” ungkap Budi.
(Felicia Dahayu dari tim Gasing Indonesia berhasil meraih emas. Foto: Gasing Academy)
Awalnya Siswa Kesulitan Menghitung
Budi mengaku, sebelum mengikuti pelatihan, awalnya para siswa memiliki kesulitan dalam menghitung. Sampai akhirnya mereka mendapat pelatihan khusus matematika dan coding oleh Gasing Academy asahan Yohanes Surya.
Pelatihan matematika ini berjalan selama 10 bulan, sedangkan pelatihan coding berlangsung dalam waktu 6 bulan.
Setelah melalui berbagai pelatihan, hasilnya pun sangat memuaskan. Meskipun anak-anak ini masih berada di tingkat SD dan SMP, tetapi kemampuan matematika para juara ini sudah ada di tingkat SMA.
“Sekarang kemampuan matematika mereka sudah di level SMA, padahal masih SD dan SMP,” ungkap Budi.
Sebagai informasi, metode Gasing (Gampang, Asyik, dan Menyenangkan) adalah metode yang sudah dikembangkan selama 20 tahun oleh Prof. Yohanes Surya, Ph.D.
Metode ini mengembangkan aspek 8C (Character, Critical thinking, Creativity, Communication, Collaboration, Computational logic, Compassion, Culture), serta 8 kecerdasan majemuk (visual, kinestetik, linguistik, musik, intrapersonal, interpersonal, logik, dan naturalistik).
Di dalam Gasing Academy, guru dan anak-anak di Indonesia dilatih belajar dengan metode gasing. Melalui program ini, Yohanes ingin guru bisa memberikan pelajaran dengan metode yang cepat.
(Siswa pemenang medali. Foto: ANTARA)
Daftar Pemenang
Menyitat dari Kompas.id, berikut adalah daftar pemenang kompetisi Coding World Innovative Technology Challenge 2024.
Medali Emas:
- Felicia Dahayu (12), SD Negeri 1 Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur.
- Aiden Dominic Rahardjo (14), SMA Kolese Loyola, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Medali Perak:
Jose Nerotouw (13), SMP Kalam Kudus Jayapura, Papua.
Medali Perunggu:
- Esra Weyai (12), SMPN 1 Biak Numfor, Papua.
- Cressya Wianopa (12), SMPN Kurun, Gunung Mas, Kalimantan Tengah.
- Uriel Algiffari (12), SMPN 5 Halmahera Tengah, Maluku Utara.
“Tiap medali di kategori koding bisa diraih lebih dari satu peserta. Namun, yang membanggakan hanya Indonesia meraih emas. Total raihan medalinya menjadi yang terbanyak,” tutup Budi.