Hujan Es Mengguyur Wilayah Yogyakarta dan Sekitarnya, Apa Penyebabnya?
14 Maret 2025

Sejumlah wilayah di Yogyakarta dilanda hujan es, pada Selasa (11/3). Butiran es yang jatuh terlihat berukuran kecil sampai sedang. Apa penyebabnya?
Meskipun terkesan aneh di negara tropis, tetapi hujan es sebenarnya bukan fenomena langka di Indonesia.
Hujan es lebih sering terjadi pada masa transisi atau pancaroba musim, yaitu peralihan dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.
Belum lama ini, beberapa wilayah di Yogyakarta diketahui dilanda hujan es. Berdasarkan video yang beredar di media sosial, hujan es ini berlangsung selama 15 menit dan disertai dengan angin kencang.
Hujan es ini diketahui terjadi di beberapa titik, seperti di Kecamatan Ngaglik, Gamping, Sleman, dan Mlati.
Fenomena hujan es ini mengakibatkan beberapa kerugian, seperti pohon tumbang, kerusakan rumah, akses jalan, jaringan listrik, jaringan internet, kendaraan, sampai garasi rumah sakit.
Penyebab Hujan Es di Yogyakarta
Menurut Kepala Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Warjono, hujan es diakibatkan pola sirkulasi yang terjadi di sebelah barat Kalimantan. Kemudian, terjadilah belokan angin di Yogyakarta.
“Mengenai hujan es yang terjadi di Jogja, hujan es yang terjadi karena adanya pola sirkulasi siklonik di sebelah barat Kalimantan yang memicu belokan angin di sebagian wilayah Jawa termasuk Yogyakarta,” jelas Warjono dikutip dari detikcom, Jumat (14/3).
Menurut Warjono, fenomena hujan es merupakan hal yang wajar, terutama saat peralihan musim.
“Fenomena hujan es ini sering kali terjadi pada musim musim pancaroba, baik itu mau masuk musim penghujan maupun sebaliknya dari musim penghujan ke musim kemarau,” katanya.
Dari pantauan citra radar dan citra satelit Himawari, Warjono melihat bahwa hujan es tersebut dipicu juga oleh lembapnya suhu udara. Selain itu, panas permukaan naik dan menyebabkan terbentuknya awan cumulonimbus.
“Suhu puncak awan itu mencapai -72,5 celsius, otomatis dengan temperatur seperti itu pasti pembentukan awan di sana butiran es,” kata Warjono.
Warjono memantau kelembapan di daerah sana yang berada di level 850-500 mb. Dengan demikian, kelembapannya tergolong tinggi dan mencapai 90%.
“Di Jogja terpantau ada konvergensi, sehingga menjadikan terbentuknya awan-awan yang menjulang tinggi,” jelasnya.
Bagaimana Hujan Es Terjadi?
Hujan es terbentuk di dalam awan cumulonimbus, awan vertikal besar yang terkait dengan badai petir. Proses pembentukan hujan es, diawali dari awan cumulonimbus dengan arus udara naik yang kuat, membawa tetesan air ke bagian atas awan yang sangat dingin.
Di ketinggian ini, tetesan air membeku dan membentuk partikel es. Partikel es ini, kemudian ditarik ke atas dan ke bawah oleh arus udara, mengumpulkan lebih banyak air yang membeku pada permukaannya.
Ketika partikel es menjadi terlalu berat untuk ditahan oleh arus udara naik, mereka jatuh ke bumi sebagai hujan es.
Ukuran hujan es bisa sangat bervariasi, tergantung pada kekuatan arus udara naik di dalam awan. Hujan es biasanya berlangsung singkat, seringkali hanya beberapa menit. Hujan es juga kerap terjadi bersamaan dengan badai petir, hujan lebat, dan angin kencang.
Dampak Hujan Es
Hujan es dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan, seperti memecahkan kaca jendela, merusak atap, dan merusak kendaraan, merusak tanaman dan hasil panen, bahkan bisa menyebabkan cedera pada manusia dan hewan.
Çatalca su kaçak tespiti Su hasarı, binanın yapısal bütünlüğünü tehlikeye atabilir. http://schauplatz-ostsee.de/author/kacak/
uuny45