Indonesia Bawa Pulang 68 Benda Bersejarah dari Belanda, Apa Saja?
19 Desember 2024
Indonesia berhasil membawa pulang 68 benda bersejarah dari sebuah museum di Rotterdam, Belanda. Apa saja bendanya?
Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas, menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) penting dengan Pemerintah Kota Rotterdam mengenai pengembalian 68 benda bersejarah Indonesia.
Acara yang diadakan di Wereldmuseum Rotterdam ini, menandai momen bersejarah dalam upaya pengakuan atas ketidakadilan kolonial, sekaligus memperkuat kerja sama budaya antara Indonesia dan Belanda.
Menyitat dari situs web Kementerian Luar Negeri (Kemlu), benda-benda yang dikembalikan mencakup koleksi Puputan Badung dan Tabanan, serta dua patung singa dari istana Cakranegara di Lombok.
(Benda bersejarah yang dibawa pulang ke Indonesia)
Koleksi Puputan Badung meliputi senjata upacara, perhiasan, tekstil, dan benda rumah tangga lainnya yang diambil selama operasi militer kolonial Belanda pada tahun 1906.
Sementara itu, patung-patung singa dari Lombok yang memiliki fungsi pelindung dalam arsitektur istana, dirampas pada tahun 1894 selama Perang Lombok.
Benda-benda tersebut akan dikirim ke Indonesia pada akhir tahun ini, dengan rencana untuk dipamerkan di Museum Nasional Jakarta.
Benda-benda ini tidak hanya memiliki nilai artistik, tetapi juga nilai simbolis dan historis yang besar bagi Indonesia.
Mereka, merupakan saksi bisu dari perjuangan dan ketahanan bangsa Indonesia, sekaligus warisan budaya yang harus dilestarikan.
Duta Besar Mayerfas menyampaikan, benda-benda ini lebih dari sekadar artefak, tetapi juga simbol identitas dan ketahanan bangsa Indonesia.
“Pengembalian ini merupakan langkah signifikan dalam upaya bersama untuk memulihkan keadilan sejarah dan memperkuat hubungan saling hormat antara Indonesia dan Belanda,” ujar Mayerfas dalam keterangannya, dikutip Rabu (18/12).
Pengembalian ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Kota Rotterdam, Wereldmuseum, Komite Koleksi Kolonial Belanda, dan KBRI Den Haag.
Upaya ini juga didukung oleh Komite Repatriasi Benda Bersejarah Indonesia, Kemlu dan Kementerian Kebudayaan Indonesia.
Said Kasmi, Wakil Wali Kota Rotterdam untuk bidang Pendidikan, Kebudayaan, dan Acara, menyatakan, Pemerintah Kota Rotterdam adalah kota pertama di Belanda yang mengembalikan objek seni dari era kolonial Belanda kepada Indonesia.
Keputusan ini, mencerminkan komitmen Rotterdam untuk memperbaiki ketidakadilan masa lalu dan menghormati warisan budaya Indonesia. Melalui langkah ini, Rotterdam berkontribusi dalam mengakui dan memperbaiki ketidakadilan yang dialami oleh penduduk asli dari bekas koloni.
Penandatanganan MoU ini, juga menegaskan kembali pentingnya kerja sama budaya antara Indonesia dan Belanda, dalam rangka memperkuat penelitian sejarah dan pelestarian warisan budaya.
Benda-benda yang dikembalikan ini akan menjadi bagian dari koleksi nasional Indonesia, sebagai pengingat akan perjalanan panjang bangsa menuju kedaulatan budaya dan sejarah.