I Gusti Ketut Arya Subakti, pelukis tanpa kaki dan tangan yang lengkap. (Foto: Tangkapan layar YouTube Mimpi Jadi Nyata)

I Gusti Ketut Arya Subakti (15) mengalami cacat fisik yang membuatnya lahir tanpa kaki dan tangan kanan. Meski tanpa fisik yang lengkap, Arya tidak patah semangat mewujudkan mimpinya menjadi pelukis andal.

Arya lahir dengan kondisi fisik yang membuatnya kesulitan untuk beraktivitas sendirian. Meski demikian, Arya menonjolkan kelebihannya dalam melukis.

Arya mengaku, dirinya sudah mulai melukis sejak usia 7 tahun yang membuat dirinya kini semakin piawai melukis di atas kanvas.

Lukisan yang digambar Arya pun sangat beragam. Mulai dari pemandangan, tarian bali, sampai lukisan yang paling dia sukai, yakni lukisan barong dan ogoh-ogoh.

“Impian Arya pengin punya studio lukisan sendiri biar banyak orang yang lihat,” ujar Arya dikutip dalam kanal YouTube Mimpi Jadi Nyata, Senin (10/4).

Arya melanjutkan, awalnya ia belajar melukis sendiri dengan bantuan dari saudara-saudaranya.

(Arya melukis dengan satu tangan)

 

Lama Pengerjaan Lukisan

Untuk mengerjakan sebuah lukisan yang rumit, Arya bisa memakan waktu selama 1-2 bulan. Sementara itu, untuk lukisan dengan tema sederhana seperti pemandangan, Arya membutuhkan waktu setidaknya lima hari untuk menyelesaikan lukisan tersebut.

“Pertama kalinya lukisan Arya bisa terjual karena dibantu oleh relawan, lalu kami mulai jual juga di rumah atau di yayasan untuk memudahkan pembeli yang ingi memesan lukisan,” kata Ayah Arya, Made.

Made bercerita, saat Arya masih di dalam kandungan, dirinya dan istri tidak sadar kalau sedang mengandung Arya.

Menurut Made, istrinya tidak menunjukkan pertanda kalau sedang mengandung, bahkan perutnya pun tidak membesar seperti orang hamil pada umumnya.

Kemudian, suatu hari sang istri mengeluhkan perutnya yang sakit. Tanpa pikir panjang, Made segera membawa istrinya ke bidan.

Setelah sampai dan diperiksa, tidak disangka bahwa bidan mengatakan kalau istri Pak Made sudah dalam kondisi kontraksi dan siap untuk melahirkan.

Setelah menunggu kelairan putra keempatnya, Made mengaku dirinya sempat pingsan setelah melihat kondisi Arya setelah dilahirkan.

“Saya pikir dia (Arya) sudah tidak hidup lagi karena waktu dilahirkan dia diam. Setelah badannya yang kecil digendong dan dimandikan oleh bidan, barulah ia bersuara,” jelas Made.

Tentunya ini bukanlah hal yang mudah dilewati oleh Made. Ia bahkan baru bisa menemukan titik balik saat Arya berusia sekitar dua tahun, serta mulai bisa duduk sendiri di tempat tidur.

“Saat anak saya duduk di tempat tidur, saya di sana merasa sangat lega dan bangga. Saya pikir anak ini bisa kita ajak terus untuk sekolah dan lainnya,” lanjut Made.

Kini, impian Arya untuk bisa menjadi pelukis andal sedikit demi sedikit mulai terkabul. Salah satunya, setelah Arya menerima bantuan berupa peralatan tulis lengkap dari tim Mimpi Jadi Nyata DAAI TV.

Arya pun sukses menjual dua buah lukisannya pada acara Presidensi G20 Indonesia 2022 lalu.

Di sisi lain, Arya melanjutkan, “Saya mau berterima kasih kepada orang tua tersayang yang telah mendidik dan menerima kekurangan saya, walaupun dengan hidup sederhana.”

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: