Menjelang perayaan Waisak 2568 BE/2024 yang berpusat di Candi Borobudur, umat Buddha dan bhikkhu melakukan pengambilan Api Dharma di Mrapen, Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, pada Selasa (21/5).
Panitia Pelaksana Puja Pengambilan Api Abadi Mrapen, Gunawan, menjelaskan bahwa rangkaian kegiatan perayaan Tri Suci Waisak sudah berlangsung di Candi Borobudur dan sekitarnya sejak 20 Mei.
Mengutip dari situs web Kementerian Agama (Kemenag), beberapa kegiatannya seperti screening pasien dan bakti sosial pengobatan gratis di Vihara GVA Mendut, serta bakti sosial dan pengobatan gratis di Taman Lumbini Zona II Candi Borobudur.
“Hari ini kita melaksanakan pengambilan Api Dharma di Mrapen, Grobogan, dan esok dilanjutkan dengan pengambilan Air Berkah di Umbul Jumprit, Temanggung,” ujar Gunawan di Grobogan, Selasa (21/5).
Gunawan berharap, seluruh prosesi perayaan Waisak tahun ini dapat berjalan lancar dan sukses. Gunawan menjelaskan, Api Dharma yang diambil dari Mrapen ini akan dibawa ke Candi Mendut.
Setelah Api Dharma diambil di Mrapen, Api Dharma kemudian ditempatkan dalam lentera khusus dan dibawa dengan kendaraan hias menuju Candi Mendut, dengan pengawalan yang ketat. Selama perjalanan, umat Buddha bisa memberikan penghormatan.
(Proses pengambilan api dharma)
Rangkaian Acara Waisak di Candi Borobudur
Bagi umat Buddha yang ingin mengikuti prosesi kirab Waisak dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur, dapat berkumpul di Candi Mendut dari siang hari pada tanggal 23 Mei 2024.
Prosesi tersebut akan dimulai pukul 14.30 WIB dan dilanjutkan dengan ibadah menjelang detik-detik Waisak yang akan dilakukan pukul 20:52 WIB di Lapangan Kenari Zona I Candi Borobudur.
“Selain itu, ada juga pelepasan sekitar 2.568 lampion yang akan memenuhi langit Borobudur di Lapangan Marga Utama Candi Borobudur,” kata Gunawan.
Perwakilan dari Kementerian Agama, Penyelenggara Buddha, Saring, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam perayaan Waisak tahun ini.
Menurutnya, semangat mengembangkan Dharma harus terus menyala di setiap diri umat Buddha.
“Saya menyampaikan permohonan maaf dari Dirjen Bimas Buddha. Karena sesungguhnya Pak Dirjen Bimas Buddha yang memberikan sambutan dalam pengambilan Api Dharma ini,” kata Saring.
Saring berharap, semangat umat Buddha terus menyala seperti nyala api Dharma yang terus memberikan penerangan dalam menjalankan ajaran Buddha, yakni Dharma.
“Semoga api ini membawa kebajikan bagi semuanya dan para Bhikkhu Thudong juga membawa kebaikan bagi umat Buddha dan bangsa Indonesia,” tutup Saring.
(Proses pengambilan api dharma. Foto: ANTARA)