Kenalan dengan Erni Suyanti Musabine, Pahlawan Penyelamat Harimau Sumatra

20 Juni 2024
Dokter Hewan Erni Suyanti Musabine. (Foto: Instagram.com/ernisuyantimusabine)

Dokter Hewan untuk Konservasi Satwa Liar Erni Suyanti Musabine (48) merupakan pegiat konservasi yang telah banyak menyelamatkan gajah dan harimau liar.

Erni telah terjun ke dunia konservasi satwa liar sejak tahun 1999. Kala itu, Erni masih berkuliah di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.

Erni mengaku, kecintaannya di bidang konservasi berawal dari kegemarannya dalam menonton film dokumenter seperti National Geographic, Animal Planet dan acara telivisi tentang rescue satwa liar.

Kemudian, Erni belajar kedokteran hewan di Universitas Airlangga Surabaya dan lulus pada tahun 2002. Selama studinya, Erni menjadi sukarelawan di organisasi konservasi satwa liar di Jawa Timur.

Hingga saat ini, Erni menggeluti bidang konservasi satwa liar melalui berbagai lembaga. Mulai dari Pusat Penyelamatan Satwa Petungsewu, Malang Jawa Timur, kemudian di Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu, dan pernah juga bekerja membantu Stasiun Rehabilitasi Orangutan Sumatera-Frankfurt Zoological Society.

Erni kini bekerja di Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Lampung, serta menjabat sebagai Ketua Forum HarimauKita.

(Erni menyelamatkan harimau Elsa. Foto: Dok. BKSDA Bengkulu)

 

Pertama Kali Menyelamatkan Harimau

Erni pertama kali melakukan penyelamatan harimau korban jerat pemburu liar pada tahun 2007 di Bengkulu.

sejak saat itu, Erni menyukai harimau dan berkomitmen untuk mengabdikan diri, serta berfokus bekerja bagi konservasi harimau Sumatra.

Alasan Erni menggeluti bidang konservasi harimau, adalah karena dari tahun ke tahun konflik harimau semakin meningkat, seiring dengan habitat tempat hidupnya yang makin menyempit, serta perburuan harimau terus terjadi.

Di sisi lain, dokter hewan yang bersedia untuk bekerja bagi harimau masih sangat terbatas di Sumatra.

 

Pengalaman Berkesan Menyelamatkan Satwa Liar

Salah satu pengalaman berkesan bagi Erni dalam menyelamatkan satwa liar, adalah ketika ia pertama kali menyelamatkan harimau Sumatra yang terkena jerat di Kabupaten Bengkulu Utara.

Kala itu, Erni bahkan bekerja tanpa peralatan lengkap dan obat-obatan yang memadai. Erni menggunakan suntik tangan (handsyringe) untuk membius harimau tersebut.

Menyitat dari Kompas.id, Erni juga pernah berada dalam satu sampan bersama harimau bernama Giring yang tengah berada dalam pengaruh obat bius.

“Kala itu, saya sedang memindahkan Giring dari kawasan area penggunaan lain (APL) ke Taman Nasional Kerinci Seblat. Satu-satunya akses menggunakan sampan,” ujar Erni, disitat Kamis (20/6).

Erni mengaku, banyak pengalaman yang sangat berkesan bagi hidupnya, sehingga ia bertekad terus menjadi juru rawat satwa liar, seperti harimau Sumatra.

(Dokter Erni menyelamatkan harimau)

 

Tahapan Menyelamatkan Harimau Sumatra

Untuk menyelamatkan harimau Sumatra, Erni biasanya mendapat laporan dari Tim Patroli Tiger Protection and Conservation Unit dan Tim Patroli Conservation Response Unit yang melakukan kontrol rutin di hutan habitat harimau Sumatra.

Selain itu, Erni juga sering mendapat laporan dari masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat yang bekerja untuk konservasi harimau, dan informan di desa-desa dekat habitat harimau Sumatra.

Berdasarkan informasi tersebut, Erni pun mendapat ‘titik koordinat’ (way point) di mana harimau terjerat, terlibat konflik dengan manusia, atau harimau sakit.

Melalui titik koordinat tersebut, Erni bisa memeriksa lokasi harimau dengan bantuan peta dan landscape satelite monitoring.

Dengan demikian, melalui komputernya Erni bisa mengetahui lokasi harimau terjerat tersebut masuk wilayah hutan apa. Kemudian, Erni dapat menghitung jarak lokasi harimau terjerat dengan jalan dan permukiman atau perkebunan terdekat, serta dapat mengetahui daerah mana yang mudah dilalui untuk menjangkau harimau terjerat, dan lain-lain.

 

Komitmen Menyelamatkan Satwa Liar

Disitat dari Media Indonesia, menurut Erni ada banyak hal yang menjadi alasan untuk mencintai pekerjaannya.

Pertama, Erni bisa membantu menyelamatkan satwa liar, khususnya yang memiliki status konservasi kritis seperti harimau Sumatra, gajah Sumatra, dan orangutan Sumatra yang ketiganya menjadi korban konfik dengan manusia.

“Bisa memberi kesempatan kedua bagi makhluk itu untuk kembali ke habitat alam merupakan perasaan yang paling membahagiakan,” kata Erni.

Kedua, ia mengaku bekerja sebagai dokter satwa liar untuk bisa menyalurkan hobi dalam melakukan kegiatan petualangan di alam bebas.

(Dokter Erni bersama gajah liar)

 

Menyelamatkan Banyak Satwa

Disitat dari Mongabay, sejak 2007 Erni telah menangani lebih dari 15 harimau Sumatra. Bagi Erni, semua penanganan memberikan kesan tersendiri.

“Semua berkesan karena memiliki keunikan berbeda, sehingga strategi penanganan untuk setiap individu berbeda dengan tantangan dan kesan tersendiri,” jelasnya.

Pengabdian Erni, juga dilakukan dengan menjadi pelatih bagi dokter hewan yang bekerja di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan), di daerah rawan konflik dan perburuan ilegal harimau Sumatra di bagian selatan Sumatra, serta mahasiswa kedokteran hewan.

“Untuk dokter hewan Puskeswan, diharapkan mereka bisa membantu menangani harimau Sumatra yang menjadi korban konflik dan perburuan. Sementara itu, untuk mahasiswa diharapkan bersedia menjadi dokter satwa liar, khususnya harimau Sumatra,” tambah Erni.

 

Kerap Membagikan Ilmu

Melalui kemampuannya yang mumpuni, Erni tidak pelit berbagi ilmu, baik kepada masyarakat, perusahaan, maupun calon dokter hewan dan dokter hewan muda. Menurut Erni, cara ini paling ampuh untuk melibatkan orang dalam penyelamatan satwa liar.

Erni juga banyak terlibat dalam kegiatan penyadartahuan masyarakat di daerah rawan konflik. Kepada masyarakat, Erni selalu menggaungkan agar tidak menjadikan satwa dilindungi sebagai hama yang harus dimusnahkan.

Jika pemikiran itu tak dihapus, keberadaan satwa liar yang sudah berstatus kritis akan makin terancam. Demikian pula kepada perusahaan dan direksi, mereka harus dibekali pemahaman tentang hidup berdampingan dengan satwa liar. Perlu diketahui bahwa satwa tersebut sudah ada sebelum perusahaan itu ada.

Erni pun kerap membagikan ilmunya kepada calon dokter hewan dan dokter hewan yang bekerja di pusat kesehatan hewan di kawasan yang rawan konflik. Hal ini penting karena jumlah dokter hewan, apalagi yang bergelut di bidang konservasi, sangat terbatas.

Menurut Erni, jika tidak diedukasi, banyak orang akan salah paham tentang cara kerja dokter hewan di alam liar.

Untuk itu, pengetahuan cara menghindari dan menangani konflik dengan harimau Sumatra sangat penting.

“Sejauh ini, sudah ada beberapa desa yang warganya tidak lagi gegabah dalam menangani konflik dengan harimau sumatera,” tutup Erni.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: