Keren! Buku Karya Soal Perundungan Karya Perempuan Indonesia Jadi Bahan Ajar di Harvard
13 Maret 2025

Buku karya Waitatiri, Alumni Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya 2012 di Universitas Indonesia (UI), dijadikan sebagai salah satu kurikulum Harvard dan beberapa sekolah di Amerika Serikat.
Wai berhasil melanjutkan pendidikan di Harvard University pada jurusan Learning Design, Information, and Technology.
Semangatnya dalam belajar dan berbagi mendorongnya untuk berkontribusi dalam dunia pendidikan, terutama bagi anak-anak di Indonesia.
Menyitat dari media sosial Universitas Indonesia, ketertarikan Wai untuk mendalami bidang pendidikan muncul saat dirinya menempuh studi S1 di program studi Sastra Jerman, UI, beberapa tahun lalu.
Ketertarikan itulah yang akhirnya membawa dirinya untuk melanjutkan studi S2 di Harvard University.
Selama studi, Wai mendalami isu perundungan di Indonesia, terutama di institusi pendidikan.
“Sebagai penyintas perundungan, saya ingin memperjuangkan pendidikan yang aman dan nyaman bagi anak-anak Indonesia. Saya percaya anak-anak berhak untuk belajar tanpa bayang-bayang rasa takut akibat perundungan,” ujar Wai dalam keterangannya, dikutip Kamis (13/3).
Pengalaman pribadinya sebagai korban perundungan saat kecil, mendorong Wai untuk menulis buku berjudul ‘The Missing Colors’.
Buku ini terinspirasi dari kisah nyata seorang korban perundungan yang ia kenal, serta bertujuan untuk menjadi sumber dukungan bagi mereka yang mengalami hal serupa.
Wai ingin menyampaikan pesan, bahwa para penyintas perundungan tetap bisa bangkit dan menjalani hidup yang bahagia.
“Cerita yang diangkat adalah perjalanan Putra (karakter utama dalam buku) untuk bangkit dan menemukan lingkungan yang sehat setelah menjadi korban perundungan,” katanya.
(Waitatiri mempresentasikan bukunya. Foto: instagram.com/waitatiri)
Jadi Kurikulum di Harvard
Wai bercerita, awalnya buku ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir di kelas Education in Uncertainty.
Setelah buku tersebut dikirim, kata Wai, sang dosen menghubunginya dan mengumumkan bahwa dirinya terpilih menjadi salah satu mahasiswa yang mempresentasikan tugas akhirnya di pameran akhir kelasnya.
Setelah melakukan presentasi, sang dosen kembali menawarkan apakah Wai bersedia jika bukunya ditampilkan di situs web Harvard REACH.
Setelah bukunya berhasil mendapatkan apresiasi cukup besar dari dosen di Harvard, Wai pun diajak untuk merancang kurikulum dari buku ini.
Akhirnya, sejak tahun 2024 buku ini beserta kurikulumnya resmi menjadi bahan ajar di situs web resmi Harvard REACH dan juga sudah digunakan di beberapa sekolah, baik di Amerika Serikat maupun Indonesia.
Sebagai informasi, Harvard REACH merupakan situs web resmi Harvard yang berisi sumber daya untuk pendidik, peneliti, dan pembuat kebijakan di bidang pendidikan.
“Senang karena buku yang aku bikin ada gunanya untuk para pendidik di seluruh dunia, bahkan bakal didistribusiin ke komunitas K-3 educators di sekolah-sekolah United States (US). Harapannya, buku ini tidak hanya digunakan di sekolah, tapi juga di rumah dan komunitas,” ungkap Wai.
Saat ini, Wai tengah mengembangkan platform belajar Smartick Indonesia untuk anak umur 4-14 tahun bersama dengan beberapa alumni LPDP.
Platform ini, membahas soal literasi numerasi, membantu anak-anak berpikir kritis, serta membangun kepercayaan diri dalam belajar. Platform belajar ini dapat digunakan di mana pun untuk mendukung kemampuan siswa, termasuk di rumah.
0a33tb