Kurangi Risiko Kecelakaan Kerja, Siswa SMA Ini Buat Robot Khusus untuk Proyek dalam Air

27 Maret 2025

Siswa SMAK Penabur Gading Serpong raih medali emas dalam kompetisi internasional. (Foto: SMAK Penabur)

Marco Samuel Manurung, Raphael Benedict Rustam, dan Raynard Dickinson, siswa SMAK Penabur Gading Serpong meraih medali emas dalam kompetisi International Robot Olympiad (IRO) di Busan, Korea Selatan, pada 17-21 Januari 2025.

Ketiga siswa ini, menciptakan robot “UNCRANE” (Underwater Crane) yang bisa membantu manusia untuk melakukan pembangunan langsung di dalam air.

Inovasi pembuatan robot ini, berangkat dari banyak kasus pembangunan di dalam air yang tinggi resiko, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Untuk itu, ketiga siswa ini tergerak untuk menciptakan robot yang dapat membantu pekerjaan bawah air.

“Robot ini bekerja secara otomatis, tidak perlu lagi penyelam yang melakukan underwater construction. Jadi, bisa mengurangi kasus kecelakaan kerja yang terjadi selama ini.” ujar Marco dikutip dalam keterangannya, Kamis (27/3).

Raynard menjelaskan, bagian utama dari robot yang diciptakan adalah mechanical arm.

“Bertujuan untuk memindahkan material ke bawah air tanpa menggunakan tangan manusia. Sistemnya menggantung di atas permukaan air,” jelas Raynard.

Pada umumnya karena pembangunan dalam air adalah suatu proyek yang besar, maka pembangunan akan dilakukan di darat dan setelah jadi barulah dipindahkan ke dalam air.

“Menurut kami cara itu kurang efektif, alangkah baiknya kalau pembangunannya bisa langsung dilakukan di dalam air,” tutur Raphael.

(Marco, Raphael, dan Raynard meraih emas di IRO)

 

Memenangkan Kompetisi Internasional

Raynard dan Raphael sejak awal sudah bergabung di dalam ekstrakurikuler robotik di sekolah. Kemudian, guru pendamping mereka menyarankan agar keduanya mengikuti kompetisi robotik yang digelar oleh UKRIDA.

Namun, untuk mengikuti kompetisi tersebut, diperlukan sedikitnya 3 orang dalam 1 tim. Untuk itu, Raynard dan Raphael memutuskan untuk mengikutsertakan Marco ke dalam tim karena memiliki kemampuan public speaking dan bahasa Inggris yang bagus.

Setelah mengikuti kompetisi, tak disangka tiga sekawan tersebut berhasil meraih juara satu dan membawa pulang medali emas.

Tidak hanya itu, mereka juga mendapatkan tawaran dari Robot Organizing Committee Indonesia (ROCI), untuk mengikuti kompetisi robot internasional di Korea Selatan.

“Kami membuat robot selama bulan Desember, mulai dari konsep, ide, hingga jadi robot. Namun, ketika H-3 mau berangkat ke Korea ada mekanisme yang tidak benar dari yang sudah dipasang. Akhirnya kami bongkar ulang karena banyak masalah dan konsepnya diganti,” ungkap Raphael.

Raphael menjelaskan, dalam persiapan mengikuti lomba di Korea ada banyak tantangan yang mereka hadapi.

“Banyak bimbangnya, banyak bingungnya, stres juga, bahkan sempat memutuskan untuk tidak ikut kompetisi dengan berbagai macam pertimbangan. Namun, dukungan dari guru dan antaranggota tim, kami berusaha melakukan yang terbaik. Intinya kerjakan apa yang bisa dilakukan sisanya serahkan kepada Tuhan,” tutur Raphael.

Usahanya pun membuahkan hasil karena mereka berhasil membawa pulang medali emas dalam kompetisi IRO.

Tiga sekawan ini berpendapat, robotik bisa menjadi kesempatan baru bagi pelajar SMA mencari peluang kompetisi yang bisa dijadikan portfolio saat mendaftarkan beasiswa ke universitas.

“Semoga robot ini dapat berguna di masa depan,” tutup Raynard.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: