Mahasiswa Politeknik Negeri Jember membuat deodoran alami. (Foto: Vokasi Kemdikbud)

Tim mahasiswa dari Politeknik Negeri Jember (Polije) berhasil membuat produk deodorant spray, dengan memanfaatkan limbah kulit jeruk dan buah cengkeh.

Produk ini sekaligus menjadi praktik baik dari pembelajaran berbasis projek atau project-based learning (PBL) yang diterapkan di Polije.

Produk yang diberi nama ‘Cloveshield’ tersebut, merupakan pengembangan dari mahasiswa Program Studi (Prodi) Sarjana Terapan Manajemen Agroindustri Polije.

Cloveshield merupakan deodorant spray yang diracik menggunakan limbah kulit jeruk dan cengkeh yang berguna untuk menjaga kesegaran, serta dapat menghilangkan bau pada ketiak.

Mahasiswa Prodi Sarjana Terapan Manajemen Agroindustri, Reza Naily Qotrunnada mengaku, kulit jeruk dan cengkeh dipilih karena melimpahnya produksi kulit jeruk dan cengkeh, sehingga mahasiswa memilih untuk memanfaatkan limbah menjadi produk yang lebih bernilai.

“Melimpahnya bahan baku seperti kulit jeruk dan cengkeh yang melatarbelakangi mengapa kami membuat produk deodoran berbahan baku tersebut,” ujar Reza dikutip dari situs web Vokasi Kemdikbud, Kamis (16/5).

 

Keunggulan Cloveshield

Ada beberapa keunggulan dari produk Cloveshield ini, yakni dapat menghilangkan bau dan mencerahkan kulit ketiak.

Menariknya, Cloveshield memiliki kemasan travel size, sehingga mudah dibawa ke mana-mana. Desain kemasan produk ini juga terkesan simpel, elegan, dan kekinian.

“Ya, kami membuat kemasan sedemikian rupa supaya kemasan produk kami menarik dan cocok untuk dipasarkan lewat media sosial,” imbuhnya.

Produk Cloveshield untuk saat ini masih dipasarkan di lingkungan Polije saja. Akan tetapi, nantinya ketika sudah mendapatkan izin edar dan uji laboratorium, produk Cloveshield akan dipasarkan lebih luas lagi.

Wakil Direktur Bidang Akademik Surateno mengatakan, produk Cloveshield hanya salah satu dari banyak produk kreatif yang dihasilkan mahasiswa dari program PBL.

Menurut Surateno, dengan adanya PBL potensi mahasiswa terus berkembang dan memunculkan produk-produk inovatif. Dengan demikian, kemampuan yang dimiliki mahasiswa dapat diterapkan ketika mereka sudah lulus.

“Kami harap PBL ini akan menjadikan mahasiswa memiliki jiwa inovatif dan jiwa kewirausahaan. Karena yang saya lihat produk-produk mahasiswa Polije tidak kalah dari produk-produk yang ada di pasaran,” ungkap Surateno.

Surateno menambahkan, jika pihak Polije akan terus berupaya mendukung mahasiswanya dengan memberikan fasilitas untuk perizinan produk mereka agar dapat dipasarkan tidak hanya di lingkungan Polije, tetapi secara luas, baik itu melalui media sosial maupun dijual di toko-toko.

“Kami memfasilitasi mahasiswa membantu legalitas usaha mereka seperti izin edar, PIRT, Halal, dan lain sebagainya. Selain itu, Polije memiliki UPA pengembangan karier dan kewirausahaan yang sekaligus menjadi inkubator bisnis dan kewirausahaan yang akan mendampingi mahasiswa mengurus perizinan-perizinan. Para mahasiswa juga dapat memanfaatkan fasilitas laboratorium yang ada di Polije, untuk melakukan pengujian produk,” tutup Surateno.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: