Maria Aprillia Jochu (32) seorang wanita asal Papua, berhasil meraih beasiswa di Amerika | Ig@srimulyani/DOK. tangkapan layar Instagram LPDP.
Maria Aprillia Jochu (32) seorang wanita asal Papua, berhasil meraih beasiswa Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) di Amerika Serikat (AS) tahun 2015. Menolak bekerja di negara orang, Maria memilih untuk kembali ke Papua dan menjadi seorang lurah.
Maria lahir dari pasangan Jusac Yoku dan Rode Awi Nero dengan keadaan ekonomi keluarga yang sederhana. Ia merupakan anak bungsu dari delapan bersaudara dan hanya hidup dari gaji sang ayah yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
“Lahir dari keluarga Papua, kemudian bersekolah bercampur dengan orang non-Papua. Hal-hal itu membuat kami minder karena mereka mendapat pendidikan yang baik dengan mungkin keluarga yang lebih berkecukupan,” kata Maria dikutip dari tayangan YouTube Kominfo TV, Kamis (18/1/2024).
Maria mengaku ia menjadi lebih berkompetitif karena melihat semangat teman-temannya untuk belajar, ia tidak ingin mendapatkan nilai yang rendah di antara teman-temannya.
Perjalanan dan Tantangan Pendidikan
Ketika lulus SMA, ia sempat meragukan untuk masuk ke dalam perguruan tinggi karena masalah ekonomi. Maria sempat memiliki keinginan untuk langsung bekerja karena tidak mau menyusahkan kedua orang tuanya.
Namun, ia melihat adanya peluang karena teman-temannya mengikuti tes seleksi beasiswa dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Beasiswa IPDN adalah kesempatan beasiswa yang diberikan pemerintah kepada calon-calon mahasiswa yang mau (memiliki minat dan potensi) untuk memiliki karier dalam bidang pemerintahan.
Beasiswa IPDN membuat Maria memiliki kemauan untuk tes beasiswa agar mendapatkan kesempatan berkuliah secara gratis. Namun, sang ayah sempat menentang keinginannya.
“Ayah tuh yang sampai, ‘Ngapain?! saya bukan siapa-siapa. Kenapa mau sekolah itu? Saya bukan siapa-siapa. Saya tidak bisa, saya tidak bisa bantu Mia untuk masuk di IPDN’” ucap Maria.
Hal ini tidak mematahkan semangat Maria untuk mengikuti program beasiswa IPDN, hingga akhirnya Maria berhasil lolos dalam beasiswa IPDN. Menurutnya, saat terpilih di IPDN, hal tersebut menjadi sebuah kebanggan dan membuatnya bersungguh-sungguh saat bersekolah.
Saat menempuh pendidikan di IPDN, Maria mengaku banyak tantangan yang harus dihadapi. Meski demikian, ia berhasil menyelesaikan pendidikan di IPDN pada tahun 2009 dan menjadi PNS.
Berbeda dari teman-temannya yang melanjutkan pendidikan ke jenjang S2, saat pertama kali terjun ke dalam dunia karier, Maria sudah menjadi salah satu karyawan di Kantor Kelurahan Wahno di Jayapura.
Maria terus bekerja sebagai PNS hingga tahun 2015. Tidak hanya bekerja, dirinya pun mengikuti program kursus Bahasa Inggris khusus untuk Aparatur Negeri Sipil (ASN) yang disediakan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jayapura.
Program kursus ini akhirnya membuka jalan bagi Maria untuk mendaftar beasiswa LPDP.
“Saya rasa dengan masih muda, masih banyak potensi yang harus digali, sehingga ini satu kesempatan untuk saya menggali potensi lain dari kursus Bahasa Inggris. Inilah saya mengenal beasiswa LPDP dan banyak beasiswa lainnya. Jadi ketika mau untuk S2 butuh perjuangan ekstra juga harus belajar,” ujar Maria.
Setelah mengikuti kursus, Maria akhirnya berhasil mewujudkan keinginannya untuk mengikuti pendidikan S2 di Marshall University, AS dalam bidang Human Resources Management and Services. Setelah lulus, ia kembali ke Papua karena walikota setempat mempercayainya untuk menjadi Lurah Gurabesi.
“Saya memulai karier sebagai lurah di tahun 2020 bulan Juli. Menjadi seorang lurah masih muda dan sebagai wanita banyak tantangan yang dihadapi dalam mengurus kelurahan ini,” kata Maria.
Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh Maria sebagai seorang lurah, adalah memimpin kegiatan bakti sosial membersihkan kali Anafre Kloofkamp, Jayapura, dalam rangka memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-75 yang turut dihadiri oleh Polsek Jayapura Utara.
Maria menjadi Lurah Gurabesi di tahun 2020 | Foto: Instagram Sri Mulyani
Harapan untuk Generasi Penerus Papua
Maria mengatakan, meski menghadapi banyak rintangan mulai dari masalah ekonomi hingga sosial, ia berharap agar anak muda Papua tidak mudah menyerah dan tetap percaya diri.
Banyak program pemerintahan yang bisa diikuti oleh generasi muda Papua untuk mendapatkan peluang pendidikan yang tinggi agar bisa berhasil dan dapat membanggakan orang tua.
“Saat ini, Papua membutuhkan kita, anak-anak asli Papua, putra-putri Papua untuk membangun Papua. Kuliahlah, bersekolah dengan baik, pendidikan dan lingkungan yang baik akan membentuk kita menjadi karakter-karakter hebat untuk membangun Papua di masa yang akan datang. Kita orang semua Papua, kita orang semua bisa,” tutup Maria.
Penulis: Kerin Chang