Menyentuh, Pasutri Ini Buat Kotak Penampungan Bayi Telantar di Dinding Rumahnya
5 Februari 2025

Pasangan asal Swakopmund, Namibia, Ronel dan Dick Peters mendedikasikan hidup mereka untuk menyediakan tempat perlindungan yang aman bagi bayi-bayi telantar.
Pasangan ini mendirikan Rauch Elohim Foundation Baby Box pada tahun 2018 untuk menyelamatkan nyawa bayi yang tidak diinginkan oleh orang tuanya.
Mengutip dari situs New Era, Peters bertekad untuk menciptakan rumah yang aman bagi para bayi telantar, setelah maraknya kasus pembuangan anak yang diberitakan di media.
Pada Februari 2019, hukum Namibia berubah yang memungkinkan para ibu untuk meninggalkan bayi mereka di lokasi yang aman, tanpa menghadapi konsekuensi hukum.
Meski demikian, terlepas dari ketentuan hukum ini, kesadaran para ibu masih rendah, sehingga banyak bayi baru lahir yang ditinggalkan dalam berada dalam kondisi yang tidak aman, termasuk di tempat pembuangan sampah.
“Kami memutuskan membuka rumah kami untuk merawat bayi-bayi yang tidak diinginkan, terabaikan, rentan, dan terlantar. Yayasan ini didaftarkan sebagai sarana untuk membantu menghentikan pembuangan bayi, serta mencegah bayi-bayi meninggal dengan cara yang mengerikan dan kesepian di tangan orang-orang yang seharusnya merawat mereka,” ujar Ronel Peters (52) dikutip dalam keterangannya, Rabu (5/2).
Merawat Puluhan Bayi Telantar
Sampai saat ini, rumah tersebut telah menerima lebih dari 60 bayi telantar yang sebagian diasuh dan sebagian diserahkan kepada dinas sosial. Beberapa dari anak-anak ini juga dipertemukan kembali dengan keluarga mereka, sedangkan bayi lainnya tinggal di rumah asuh melalui adopsi.
Sejak didirikan, rumah mereka telah menjadi pilar harapan bagi para ibu yang menghadapi situasi yang sulit dan menyedihkan.
Pasangan ini juga mengatakan bahwa mereka telah menghubungi polisi, pekerja sosial, dan anggota dewan di seluruh negeri untuk menawarkan bantuan. Hasilnya, mereka mendapatkan tanggapan yang luar biasa dari para wanita hamil anonim yang membutuhkan bantuan di seluruh negeri.
Selain merawat anak-anak telantar, pasangan ini juga memiliki tiga anak kandung yang sudah dewasa.
“Anak-anak kami tumbuh dengan bayi-bayi di rumah dan mereka selalu menyambut dan menyayangi mereka seperti keluarga sendiri. Mereka selalu mendukung kami dalam perjalanan penting ini untuk membuat perbedaan positif dalam kehidupan bayi-bayi ini,” kata Peters.
Membuat Baby Box di Dinding Rumah
Pada tahun 2020, Ronel dan Dick mengubah dinding rumah mereka menjadi kotak bayi (baby box) untuk menampung bayi-bayi yang tak diinginkan orangtuanya.
Mereka pun membuat spanduk di depan rumahnya yang bertuliskan, “Kehamilan yang tidak direncanakan? Bayi yang tidak diinginkan? Tolong jangan menggugurkan, membunuh, atau membuang bayi Anda. Tempatkan bayi Anda dengan aman di dalam Kotak Penyimpanan Bayi ini. Tidak ada penghakiman. Tidak ada penuntutan. Tersedia setiap hari. Rahasia dan anonim.”
Setelah membuat pengumuman tersebut, bulan Desember tahun yang sama, mereka mendapatkan bayi pertamanya.
Kotak bayi ini memungkinkan para ibu untuk meninggalkan bayi mereka dengan aman dan anonym. Kotak bayi tersebut memastikan kesejahteraan bayi, sekaligus melindungi privasi ibu.
Setelah bayi ditempatkan di dalam kotak, nantinya kotak bayi ini akan terkunci secara otomatis dan pengasuh akan mendapatkan sebuah notifikasi yang memberi tahu mereka untuk segera mengambil bayi tersebut.
“Meskipun kami memiliki fasilitas ini, kami menyadari bahwa bayi-bayi masih dibuang dan ditinggalkan di tempat-tempat yang tidak aman. Hal ini membawa kami pada kesimpulan, bahwa para ibu yang putus asa tidak mengetahui bahwa ada tempat yang aman di mana mereka dapat meninggalkan bayi mereka secara anonim,” katanya.
Bayi dari Berbagai Ras
Bayi yang diterima datang dari berbagai ras dan warna kulit. Bayi-bayi ini menjadi bukti nyata betapa berharganya kehidupan.
Meskipun ibu kandung para bayi ini tidak dapat merawat dan membesarkan mereka, tetapi keluarga Peters memilih untuk menyelamatkan mereka.
“Kami ingin para ibu tahu bahwa mereka punya pilihan. Tidaklah benar untuk menyakiti bayi ketika ada alternatif yang aman yang tersedia. Yayasan ini tidak hanya menyediakan rumah yang penuh kasih untuk anak-anak terlantar, tetapi juga menawarkan dukungan dan konseling kepada para ibu yang menghadapi kehamilan yang tidak direncanakan. Kami di sini untuk membantu para ibu yang mengalami kesulitan. Tidak ada ibu yang boleh merasa sendirian atau ditinggalkan,” lanjut Peters.
Selain merawat bayi-bayi yang ditelantarkan, yayasan ini juga ingin memperluas layanannya dengan memasukkan bayi-bayi berkebutuhan khusus. Ronel menekankan pentingnya memberikan perawatan dan dukungan khusus untuk anak-anak yang rentan ini, memastikan mereka menerima perhatian dan kasih sayang yang layak mereka dapatkan.
“Para ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus membutuhkan dukungan karena mereka, dalam banyak kasus, ditinggalkan oleh pasangannya. Mereka terkadang juga tidak memiliki siapa pun yang dapat menjaga anak-anak mereka agar mereka dapat mencari pekerjaan. Oleh karena itu, kami ingin melihat bagaimana kami dapat memberikan semacam pelatihan agar mereka dapat mengatasi situasi mereka dengan lebih baik,” tutup Peters.
Pasangan ini menekankan bahwa setiap bayi berhak mendapatkan cinta, perhatian, dan kesempatan untuk berkembang. Melalui inisiatif seperti Baby Box, banyak lembaga bisa mengulurkan tangan untuk membantu para ibu yang kesulitan.