Pelindung Alam: Bali Harmonisasi Antara Adat, Tradisi, dan Agama Hindu

Pelindung Alam

Pelindung Alam: Bali Harmonisasi Antara Adat, Tradisi, dan Agama Hindu

Bali merupakan sebuah gambaran dari perwujudan integrasi antara keyakinan, adat, dan tradisi yang diwariskan secara turun temurun. Faktor keberhasilan identitas Bali dipengaruhi oleh falsafah kehidupan masyarakatnya, yakni Tri Hita Karana. Tri Hita Karana merupakan sebuah konsep spiritual, kearifan lokal, sekaligus falsafah masyarakat Hindu Bali yang bertujuan untuk membentuk keselaran hidup. Dengan memegang teguh Tri Hita Karana, masyarakat Bali dapat melestarikan keanekaragaman budaya dan lingkungan di tengah arus homogenisasi.

Pelindung Alam: Bali Harmonisasi Antara Adat, Tradisi, dan Agama Hindu

Pelindung Alam: Bali Harmonisasi Antara Adat, Tradisi, dan Agama Hindu

Pelindung Alam: Anim Ha (Manusia Sejati)

Pelindung Alam: Bali Harmonisasi Antara Adat, Tradisi, dan Agama Hindu

Pelindung Alam: Eksplorasi Dayak Iban, Kehidupan di Jantung Hutan Sungai Utik

Pelindung Alam: Eksplorasi Keindahan Pemukiman Suku Bajo dan Ancaman Hilangnya Budaya Laut

Pelindung Alam: Hidup dalam Kesederhanaan, Kisah Suku Baduy Menjaga Tradisi di Tengah Arus Zaman

Pelindung Alam: Keren, Kampung Adat Ciptagelar Punya Padi yang Disimpan Berusia 186 Tahun & Stok Beras Buat 95 Tahun

Pelindung Alam: Marapu Sumba, Kisah Kepercayaan Asli yang Menghadapi Diskriminasi di Tanah Sendiri

Pelindung Alam: Menelusuri Leluhur Orang Nias dan Melihat Keunikan Rumah Raja Nias Omo Nifolasara

Pelindung Alam: Mengenal Ragam Tradisi Suku Toraja, dari Simpan Jenazah Hingga Pemakaman Mewah

Pelindung Alam: Perjuangan ‘Kewang’ Selamatkan Alam Negeri Haruku, Maluku

Pelindung Alam: Rahasia Tanah Mollo

Pelindung Alam: Suku Kajang, Penjaga Hutan Nomor 1 di Dunia

Pelindung Alam: Warisan Arsitektur di Gumi Sasak