Ilustrasi HPV. (Foto: Alexanders Image via Canva Pro)

Human Papilloma Virus (HPV) adalah virus yang dapat menyebabkan kutil di berbagai bagian tubuh. Virus HPV hidup pada sel-sel kulit dan memiliki lebih dari 100 jenis.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes), tahun ini dikabarkan akan memberikan vaksinasi HPV gratis kepada anak perempuan yang duduk di kelas 5 dan 6 SD secara merata di 34 provinsi di Indonesia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemberian vaksinasi HPV secara gratis diberikan guna mencegah angka pengidap kanker leher rahim (kanker serviks) pada wanita.

Selain vaksinasi, Kemenkes juga tengah menyiapkan program percontohan untuk pemeriksaan kanker serviks menggunakan metode HPV DNA Test.

Saat ini, HPV DNA test dilakukan di lima kota di Provinsi DKI Jakarta, yaitu Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur.

”Hal ini kita dilakukan karena ke depannya akan ada tambahan program pengembangan metode Genome Sequencing di 38 Laboratorium Kesehatan Masyarakat di Indonesia,” ujar Budi dikutip dalam keterangannya, Kamis (25/5).

 

Syarat Vaksin HPV Gratis

Program vaksin HPV gratis diperuntukkan bagi anak perempuan kelas 5-6 SD. Hal ini dilakukan karena pemberian vaksin pertama disarankan saat anak perempuan berusia 9-13 tahun, atau kira-kira usia kelas 5-6 SD.

Vaksinasi HPV juga boleh diberikan kepada anak dengan usia di atas 14 tahun, selama anak tersebut belum aktif secara seksual. Dosis pemberian vaksin HPV ini sebanyak 3 kali dengan jeda waktu 6 bulan.

Wanita usia dewasa yang telah aktif secara seksual juga bisa mendapat vaksin HPV. Namun khusus usia dewasa, vaksin HPV hanya bisa dibayar secara mandiri dan di luar program gratis yang ditawarkan Kemenkes.

Sementara itu, kondisi kesehatan calon penerima vaksin HPV gratis, atau dengan kata lain mereka yang berusia 9-13 tahun masih perlu diperiksa terlebih dahulu. Ini karena, vaksin HPV dilarang diberikan untuk orang dengan kondisi tertentu.

Salah satu kondisi pasien yang tidak boleh menerima vaksin HPV, adalah mereka yang memiliki reaksi alergi terhadap komponen vaksin gardasil, yakni ragi.

Pemberian vaksin pada anak dengan kondisi tersebut dikhawatirkan dapat memicu reaksi alergi seperti gatal, pembengkakan pada wajah dan tenggorokan, sesak napas, jantung berdetak cepat, lemah, dan pusing.

Vaksin HPV juga dilarang diberikan kepada anak yang menderita penyakit bergejala sedang hingga berat. Sementara itu, untuk anak yang sakit dengan gejala ringan seperti pilek, batuk, ringan, atau terkena demam kurang dari 38 derajat celcius, masih boleh mendapatkan vaksin HPV. 

Bagi wanita yang ingin melakukan vaksin HPV mandiri di luar kelompok usia 9-13 tahun, syarat lain yang wajib diperhatikan adalah tidak dalam kondisi hamil. 

Namun, jika wanita sudah terlanjur menerima satu dosis vaksin HPV, lalu baru menyadari dirinya sedang hamil, maka dosis selanjutnya baru boleh diberikan lagi setelah melakukan persalinan.

Ke depannya, pemerintah juga berencana untuk memberikan vaksinasi HPV gratis untuk perempuan berusia dewasa.

 

Baru Diberikan Kepada Anak-anak

Juru bicara Kemenkes Mohammad Syahril menjelaskan, sejauh ini vaksin HPV memang baru diberikan untuk anak-anak. Namun, nantinya vaksin ini juga akan diberikan kepada wanita berusia dewasa.

“HPV ini untuk mencegah kanker serviks ya yang bisa dicegah dengan imunisasi. Programnya akan berlanjut, bukan hanya kepada yang anak-anak tetapi kepada seluruh,” katanya.

Meski demikian, hingga kini belum ada kepastian perihal kapan vaksinasi HPV untuk dewasa dimulai dan bakal menyasar usia berapa. Namun, pihak Kemenkes menyebut untuk anak-anak kelas 5 dan 6 SD yang sudah berlangsung saat ini, vaksinasi HPV secara nasonal bakal dimulai pada Agustus-September 2023.

“Pemerintah dalam artian Kemenkes, harus membuat juknisnya lebih jelas tentang kesiapan vaksinnya. Kemudian, kesiapan pedoman dan teknis pelaksanaannya. Contoh, ini akan dimulai pada usia berapa, kemudian akan diberikan berapa kali? Apakah cuma sekali? Prioritasnya bagaimana?” tutup Syahril.

Sebagai informasi, setidaknya ada sekitar 60 jenis HPV penyebab kutil yang biasanya menginfeksi bagian-bagian tubuh seperti kaki dan tangan, sedangkan 40 di antaranya memicu munculnya kutil kelamin.

Tidak semua HPV dapat menyebabkan kanker, tapi ada beberapa jenis HPV kelamin yang dapat memicu kanker leher rahim atau serviks, serta kanker pada anus dan penis.

World Health Organization (WHO) memperkirakan, sekitar 99% kasus kanker serviks berhubungan dengan infeksi HPV pada genital.

Transmisi atau penularan HPV akan dipermudah dengan pergantian pasangan seksual. Faktor risiko lain yang penting, adalah berhubungan seksual dengan suami atau pasangan pria yang memiliki riwayat hubungan seksual dengan pekerja seks komersial yang membawa infeksi HPV.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: