Ilustrasi CLM (Foto: TikTok dwp.18)

Cutaneous Larva Migrans (CLM), adalah infeksi menular yang disebabkan oleh berbagai jenis cacing tambang. Infeksi ini paling sering ditularkan melalui kotoran hewan yang bertelur di dalam tanah, dengan larva yang masuk ke manusia melalui kontak langsung dengan kulit.

Sebuah unggahan di media sosial menunjukkan kondisi tangan seorang anak yang diduga terinfeksi cacing yang masih hidup.

Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun TikTok @dwp.18, Sabtu (20/5). Di dalam unggahannya, ia mengatakan bahwa cacing masih hidup meskipun telah diberikan obat.

Masih aktiv bun cacing nya padahal udh di bawa berobat ke dokter dan minum obat cacing trus di olesin juga. Cacing nya kebal banget,” ujar sang pengunggah.

Pengunggah video mengatakan, dirinya mengetahui ada cacing di tangan anaknya setelah sekitar dua minggu setelah anaknya bermain pasir.

Saat diketahui pertama kali, ia mengaku cacing yang berada di bagian pergelangan tangan masih berukuran sangat kecil.

Namun, semakin hari rasa gatal yang dirasakan anaknya semakin terasa, bahkan disertai muncul benjolan berbentuk seperti huruf Z.

Saat malam, sang anak pun tidak bisa tidur karena rasa gatal yang luar biasa dan tangannya pun membengkak. Saat mendatangi dokter, barulah diketahui bahwa anaknya menderita cutaneous larva migrans (CLM).

Mengutip dari National Library of Medicine, penyakit ini secara klasik terlihat di iklim yang lebih hangat, termasuk Amerika Serikat bagian tenggara. Amerika Latin, Asia Tenggara, dan Afrika.

CLM paling sering ditularkan melalui kotoran hewan yang terinfeksi telur cacing di bawah tanah. Telur tersebut, kemudian menetas dan berkembang menjadi larva di bawah permukaan tanah atau pasir.

Setelah masuk ke dalam kulit, cacing tersebut akan berpindah tempat di dalam kulit, dan menunjukkan sejumlah gejala pada permukaan kulit. Risiko terinfeksi semakin tinggi saat berjalan tanpa menggunakan alas kaki, sampai berbaring di pasir atau tanah tanpa alas.

Beberapa gejala yang disebabkan oleh CLM, misalnya seperti munculnya lesi merah yang memiliki pola seperti ular di permukaan kulit, sampai muncul pembengkakan, gatal, dan rasa tidak nyaman. Umumnya, gejala CLM akan muncul selama 1-5 hari setelah infeksi.

Diagnosis penyakit ini, biasanya dibuat secara klinis berdasarkan riwayat perjalanan terbaru ke daerah endemik yang dikombinasikan dengan munculnya ruam.

Umumnya, ruam yang muncul bisa menyebabkan rasa gatal, bentuknya terangkat seperti benjolan, serta memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih lambat yang membedakannya dengan infeksi migrasi. Namun, dokter tidak memerlukan tes darah untuk melakukan diagnosis.

Infeksi CLM bisa menyerang semua orang dari segala usia, jenis kelamin, dan ras, jika mereka terpapar larva cacing tambang.

Namun, beberapa golongan yang paling rentan terinfeksi CLM, adalah orang yang senang berjemur atau berjalan kaki di pinggir pantai, anak-anak yang senang bermain pasir, petani yang kerap membajak sawah, tukang kebun yang sering kontak dengan tanah, pemburu, dan sebagainya.

Spesialis Anak dr. Marlyn Cecilia Malonda, Sp.A., menjelaskan, masyarakat Indonesia yang tinggal di tempat-tempat dengan tanah yang sangat lembap, penularan cacingan melalui tanah (soil transmitted helminthiasis) cukup tinggi. Ini karena, biasanya larva atau telur cacing memang hidup di tanah yang lembap.

“Jadi, apabila kita membiarkan anak-anak kita bermain di tanah tanpa alas kaki, tentu saja sangat mudah untuk karena transmisi dari cacing tersebut. Selain itu, iklim tropis juga menunjang agar larvanya tetap berada di dalam tanah, nggak hanya seminggu atau sebulan, bahkan sampai tahunan masih bisa bertahan,” ujar dr. Marlyn dikutip dalam video DAAI Family, Senin (22/5).

Perlu diperhatikan, anak yang sudah terkena cacingan bisa menularkan ke teman-teman lainnya. Apalagi kalau tangan anak tersebut tidak bersih karena tangan itu sumber penularan infeksi, baik itu virus, bakteri, maupun parasit.

Jadi, kalau tangan anak tersebut memegang tangan anak lainnya tapi tidak dibersihkan dengan baik dan benar, tentu saja bisa mengalami transisi cacing.

“Ada baiknya ibu-ibu di rumah harus memperhatikan jadwal pemberian obat anticacing dari puskesmas atau posyandu setempat,” tutup dr. Marlyn.

Umumnya, CLM dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 1-2 bulan. Meski demikian, dokter akan meresepkan obat anticacing, seperti albendazole atau ivermectin untuk menyembuhkan infeksi.

Dokter juga dapat meresepkan obat golongan antihistamin atau salep kortikosteroid untuk meredakan gatal.

Jika kondisi penderita cutaneous larva migrans cukup parah, tindakan cryotherapy atau terapi beku menggunakan nitrogen cair dapat dilakukan untuk menghentikan pertumbuhan parasit secara bertahap.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: