Muharam, seorang kakek yang berhasil mendapatkan gelar Phd | Foto: Tribun
Muharam Awang (79) seorang kakek asal Malaka, Malaysia, berhasil menyelesaikan S3 di usia senja. Menurutnya, usia tidak menghentikan semangatnya dalam menempuh ilmu.
Pada November 2023 lalu, Muharam Awang berhasil meraih gelar PhD setelah menyelesaikan studi dalam bidang Kesastraan Melayu di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).
Menurut Muharam, usia tidak menjadi penghalang untuknya dalam menempuh ilmu.
“Untuk mendapatkan PhD ini sebenarnya saya tidak memandang usia. Pada awalnya saya merasa masih kurang dari segi ilmu. Jadi saya harus melibatkan diri untuk belajar hingga peringkat yang paling tinggi, itu tekad saya,” ucap Muharam dikutip dari tayangan TV3MALAYSIA Official, Selasa (16/1/2024).
Muharam mengatakan hidup di zaman modern, ilmu adalah hal yang penting. Menurutnya, menempuh ilmu S3 ada manfaatnya karena ia bisa menyalurkan ilmunya kepada cucu dan masyarakat lain yang berniat untuk menambah ilmu.
Muharam dan sang istri pada acara wisuda | Foto: Sinar Harian
Tantangan dalam Menempuh Ilmu
Muharam mengaku, tantangan terbesar selama menempuh studi adalah jarak dari tempat tinggal menuju universitasnya.
“Saya harus pulang pergi dari Malaka ke UKM. Perjalanan itu memakan waktu kurang lebih 4 jam. Lama, lah, dan saya harus menyetir sendiri. Makanya saya bersyukur kepada Allah karena memberikan saya kesehatan,” kata Muharam.
Di sisi lain, mencari bahan dalam menyelesaikan skripsinya bukanlah hal yang mudah. Ia harus mencari kurang lebih 100 bahan rujukan, baik dari perpustakaan UKM, perpustakaan di Malaka, maupun bahan rujukan lain seperti makalah-makalah ilmiah lainnya.
Selain itu, masalah penglihatan sempat menghambat Muharam dalam menyelesaikan skripsinya.
“Mata saya buram dan saya tidak bisa membaca saat ingin menyelesaikan skripsi. Saya menjalani operasi katarak pada Mei lalu dan alhamdulillah setelah itu penglihatan saya pulih dan saya berhasil menyelesaikan skripsi,” ucap Muharam dikutip dari koran lokal Malaysia, Sinar Harian, Selasa (16/1/2024).
Kecanggihan teknologi juga sempat membuatnya kesulitan dalam menyelesaikan skripsi. Namun, bantuan dari sang anak berperan penting dalam proses menyelesaikan skripsinya.
“Iya, masalah yang paling kritikal adalah saya tidak mahir dalam menggunakan komputer. Jadi saya dibantu oleh anak, saya menyediakan bahan-bahan (skripsi) nanti dia yang mengetik,” ucapnya.
Muharam mengatakan ia sangat berterima kasih dan merasa terharu karena anaknya bersedia untuk membantu mengerjakan skripsinya. Ia juga mengaku sang istri memberikan dorongan paling besar dan selalu memberikan motivasi untuknya dalam meraih gelar PhD ini.
Tidak hanya dukungan dari keluarga, Muharam juga mendapatkan dukungan dari teman-teman dan dosen-dosen yang mengajarnya karena telah memberikan nasehat dan selalu memberikan motivasi untuknya.
“Sebenarnya, ada kaitannya dengan cara hidup kita. Kalau kita rajin belajar, kita menggunakan otak kita, secara tidak langsung akan memberikan kesehatan bagi kita,” Tutup Muharam.
Penulis: Kerin Chang