Suka Menunda Tidur? Waspada Fenomena Revenge Bedtime Procrastination
Tidak sedikit orang yang merelakan waktu istirahatnya untuk melakukan hal yang disukai. Fenomena in kerap dikenal dengan revenge bedtime procrastination.
Revenge bedtime procrastination adalah fenomena ketika seseorang memilih untuk menunda waktu tidur, demi mendapatkan waktu senggang setelah menjalani hari yang padat.
Fenomena revenge bedtime procrastination, biasanya dialami oleh pekerja dengan tingkat stres tinggi yang menyita sebagian besar waktu mereka.
Bagi para pekerja ini, revenge bedtime procrastination adalah salah satu cara mereka untuk mencari hiburan selama beberapa jam, meskipun hal tersebut menyebabkan waktu tidur berkurang.
Namun, belakangan revenge bedtime procrastination juga dialami oleh para siswa dengan jadwal yang semakin padat.
Meskipun terlihat sepele, tetapi revenge bedtime procrastination dapat memiliki efek negatif terhadap kesehatan mental, fisik, dan emosional dengan konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang.
Penyebab Revenge Bedtime Procrastination
Menyitat dari situs web WebMD, ada beberapa teori yang disampaikan peneliti terkait fenomena revenge bedtime procrastination.
Di antaranya adalah punya kebiasaan bergadang, sebagai sarana menghilangkan stres setelah hari yang sibuk, terbiasa menunda waktu tidur, atau kesulitan mengendalikan diri sendiri.
Revenge bedtime procrastination sering kali bermula dari kebiasaan membuka media sosial sebelum tidur.
Berawal dari 10–15 menit, lama kelamaan menjadi berjam-jam, bahkan bisa berakhir tidak tidur semalaman karena keasyikan bermain ponsel.
Entah untuk membuka media sosial, berbelanja daring, membaca buku secata daring, menonton film, bermain gim, dan sebagainya.
Apa Bedanya dengan Bergadang?
Meskipun memiliki konsep yang sama dengan bergadang, tetapi revenge bedtime procrastination punya sedikit perbedaan.
Revenge bedtime procrastination bermula dari ketidaksengajaan, sehingga mengorbankan waktu tidur demi kesenangan.
Revenge bedtime procrastination biasanya hanya dilakukan sesekali dan tidak terlalu sering. Biasanya, seseorang akan menyisakan beberapa malam saja ketika merasa perlu meluangkan waktu untuk mengerjakan hobinya.
Sementara itu, bergadang terjadi karena keterpaksaan yang membuat seseorang mau tak mau merelakan waktu tidurnya demi menuntaskan sebuah tugas, pekerjaan, atau kegiatan.
Seseorang yang kerap bergadang biasanya punya jadwal tidur yang berantakan, sehingga membuat rasa kantuk yang tidak tertahankan, serta kelelahan.
Dampak bagi Kesehatan
Sama dengan bergadang, kebiasaan revenge bedtime procrastination juga punya banyak dampak buruk bagi kesehatan.
Tidak hanya kesehatan, kurangnya waktu tidur dapat berdampak pada segala hal. Mulai dari hubungan pribadi, pekerjaan, hingga konsentrasi saat mengemudi.
Selain merasa lelah, orang yang melakukan revenge bedtime procrastination mungkin juga mengalami beberapa gejala.
Di antaranya berpikir lebih lambat, sulit fokus, sulit mengingat, sering kesulitan mengambil keputusan, kerap merasa stres, cemas, dan merasa jengkel.
Dalam jangka panjang, kekurangan waktu tidur dapat meningkatkan peluang mengalami kondisi kesehatan seperti penyakit jantung, diabetes, obesitas, sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah, mengalami masalah hormonal, nyeri yang kerap muncul, dan mengalami depresi.
Pada beberapa kasus, kekurangan waktu tidur juga bisa menyebabkan seseorang meninggal lebih cepat.
Cara Menghindari Revenge Bedtime Procrastination
Minimalkan konsumsi kafein dan gula selama beraktivitas seharian atau sebelum tidur. Sebagai gantinya, usahakan untuk lebih banyak berjalan kaki agar bisa beristirahat dengan nyenyak.
Kemudian, sebisa mungkin kurangi tidur siang maksimal hanya 30 menit dan lakukan lebih awal di siang hari.
Selanjutnya, coba biasakan rutinitas sebelum tidur. Seperti menyikat gigi, membaca buku, dan melakukan peregangan ringan.
Hindari juga mengonsumsi makanan berat di larut malam. Pasalnya, makan banyak sebelum tidur dapat membuat tubuh lebih gelisah.
Salah satu hal yang penting diperhatikan, adalah asupan air selama seharian. Pastikan agar tubuh tetap terhidrasi dan tidak kekurangan cairan selama beraktivitas seharian.
Terakhir, pastikan kamar dalam keadaan nyaman untuk tidur. Atur suhu yang tepat dan redupkan lampu. Matikan juga perangkat yang memiliki layar terang.