Tampil Tahan Cedera, Rifda Irfanaluthfi Jadi Atlet Senam Artistik Indonesia Pertama di Olimpiade

30 Juli 2024
Rifda Irfanaluthfi atlet senam Indonesia. (Foto: Instagram.com/rifda_irfanaluthfi)

Rifda Irfanaluthfi (24) menjadi atlet cabang olahraga senam artistik pertama yang berhasil mewakili Indonesia di ajang Olimpiade. Bagaimana perjuangan Rifda?

Rifda menjalani kualifikasi cabor senam artistik nomor All Around putri, di Bercy Arena, Paris, Prancis, pada Minggu (28/7).

Tidak sembarangan, perjuangan dan semangat Rifda dalam ajang Olimpiade Paris 2024 patut diacungi jempol. Ini karena, Rifda bertanding sambil menahan cedera.

Akibat cederanya tersebut, Rifda hanya berkompetisi dalam nomor uneven bars, dan mencatatkan 9,166 poin.

Rifda sendiri, seharusnya memainkan empat alat yang diperlombakan. Namun, cedera yang dialaminya membuat langkah Rifda terhenti karena ia hanya mampu tampil di palang bertingkat (uneven bars).

Setelah itu, Rifda harus menepi dari arena pertandingan karena kondisinya sudah tidak optimal untuk melanjutkan pertandingan.

(Rifda Irfanaluthfi saat tampil di Olimpiade 2024)

 

Mengalami Cedera Tulang

Rifda diketahui mengalami cedera di bagian tulang rawan pada lutut (meniskus) dan cedera anterior cruciate ligament (ACL).

Menyitat dari detik.com, Rifda mengaku sangat berat tidak bisa melanjutkan penampilannya di Olimpiade 2024. Apalagi, untuk bisa sampai di Olimpiade ini perjalanannya tidak mudah dan sangat panjang.

“Latihan keras dengan menahan rasa sakit, up and downs rasanya berat banget. Saya berharap bisa tampil di 4 alat, tapi cedera lagi, dari 0 lagi, bisa 3 alat lagi cedera lagi, sampai tampil di palang bertingkat saja tadi,” kata Rifda, disitat Selasa (30/7).

Rifda mengaku, ia sangat ingin tampil di Olimpiade karena ini merupakan cita-citanya, “Saya mau buat bangga semua yang sudah mendukung saya.”

Setelah tampil di World Championship yang membuatnya lolos ke Paris 2024, Rifda sempat menjalani operasi di bagian meniskus. Sementara itu, cedera ACL-nya belum dioperasi, demi bisa tampil di Olimpiade 2024.

Setelah menjalani rehabilitasi, terapi, penguatan, dan latihan seperti biasa, Rifda bisa memainkan semua gerakan di semua alat bulan lalu.

Namun, tiga pekan sebelum Olimpiade, lutut Rifda bengkak pada saat training camp di Heerenveen, Belanda.

Seiring berjalannya waktu, kondisi Rifda semakin membaik karena sudah sempat mencoba empat alat saat latihan. Hanya saja karena belum pulih 100%, pelatih akhirnya menentukan Rifda hanya akan turun di 3 alat.

Setibanya di Paris, tepatnya ketika menjalani sesi latihan, Rifda mengalami cedera saat melakukan lompatan di vaulting. Penanganan telah dilakukan secara maksimal oleh para dokter Tim Indonesia.

Meski demikian, kondisi Rifda memang belum bisa pulih 100%, sehingga masih merasa sakit dan tidak memungkinkan turun di 3 alat.

Namun, Rifda tetap memutuskan untuk menuntaskan penampilannya di Olimpiade, meski ia masih harus dibantu pelatih, baik untuk berjalan jauh ke venue pertandingkan maupun di sekitar field of play.

Akhirnya, Rifda hanya bisa tampil di uneven bars, meskipun tidak full routine terutama pada dismount.

“Rifda sempat menjalani operasi meniskus sebelumnya dan menjalani rehabilitasi untuk bisa tampil di Olimpiade, tetapi cedera ACL masih menyisakan tantangan. Meskipun mengalami cedera kembali menjelang keberangkatan dan di sesi latihan, Rifda tetap menunjukkan semangatnya yang luar biasa dalam Olimpiade pertamanya. Support luar biasa dari sang pelatih, Eva Novalina, juga diberikan kepada Rifda saat pertandingan tersebut,” disitat dari media sosial Instagram @kemenpora.

Kini, Rifda mengaku belum bisa menentukan masa depannya setelah Olimpiade 2024, termasuk kemungkinan untuk pensiun karena cedera.

“Saya mau merasakan vibes Olimpiade dulu. Mungkin saya operasi, mungkin juga tidak. Apa saya mau pensiun atau mau lanjut jadi atlet. Sekarang rasanya lebih tenang, saya sudah bisa membuktikan bisa tampil di Olimpiade. Saya senang bisa menahan rasa sakit sampai kompetisi selesai,” tutup Rifda.

Sebagai informasi, cabang olahraga senam artistik merupakan debut pertama bagi Indonesia dalam ajang Olimpiade sejak dipertandingkan untuk pertama kalinya di Olimpiade Amsterdam 1928.

(Rifda Irfanaluthfi saat tampil di Olimpiade 2024)

 

Cedera ACL dan Meniskus

Cedera ACL terjadi ketika ligament cruciate anterior di lutut robek, atau meregang secara berlebihan.

ACL sendiri, merupakan salah satu ligamen utama di lutut yang berfungsi untuk menstabilkan gerakan tulang di sekitarnya.

Cedera ACl kerap disebabkan oleh perubahan mendadak dalam arah persendian lutut yang ditandai dengan nyeri dan pembengkakan. Kasus cedera ACL biasanya dialami oleh atlet, terutama dalam olahraga intensitas tinggi.

Di sisi lain, meniskus merupakan bagian tulang rawan yang berbentuk bulan sabit pada lutut. Meniskus terletak di atas tulang kering.

Oleh karena itu, meniscus berfungsi untuk menjaga tulang paha dengan tulang kering (tibia) agar tidak saling bergesekan ketika tubuh sedang aktif bergerak, terutama pada sendi lutut.

Cedera meniskus adalah kondisi berupa adanya luka atau robek pada tulang rawan lutut tersebut.

Luka di bagian meniskus, dapat membuat penderitanya kesakitan dan sulit/tidak dapat bergerak karena lutut akan membengkak dan kaku.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: