Terbaik! Pelajar SMP-SMA Kesatuan Bangsa Raih Medali Emas di Ajang Tari Korea Selatan
Pelajar SMP dan SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta meraih medali emas kategori Penampil Terbaik dalam World Dance Festival (WDF) 2024 di Korea Selatan, pada 15-18 Agustus 2024.
Ajang WDF 2024, diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai negara dibagi ke dalam kategori tarian tradisional dan tarian modern atau kreasi.
Adapun WDF 2024 merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Korea Dance Organization. Tahun ini, ajang tersebut memasuki periode penyelenggaraan ke-13 yang digelar di Suwon Convention Center, Suwon, Korea Selatan.
Dirangkum dari berbagai sumber, siswi SMP-SMA Kesatuan Bangsa mengikuti kategori tari tradisional dan mengirimkan 21 siswi dari kelompok ekstrakurikuler tari.
Mereka membawakan Tari Ratoh Jaroe atau yang lazim dikenal dengan sebutan Tari Saman yang berasal dari Provinsi Aceh.
Penampilan tari daerah di tengah maraknya budaya Korean-Pop (KPop), mampu menarik perhatian masyarakat negeri ginseng.
Selama pertunjukan berlangsung, siswi Indonesia ini mendapatkan sambutan luar biasa atas penampilan tarian yang memukau, penuh kekompakan, dan penjiwaan.
(Sekolah Kesatuan Bangsa)
Mendapat Undangan KBRI Seoul
Selain membawa pulang medali emas, tim tari Sekolah Kesatuan Bangsa juga mendapatkan undangan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul, pada perayaan HIT ke-79 RI.
Tim tari Sekolah Kesatuan Bangsa berkesempatan untuk tampil di hadapan sekitar 60.000 diaspora Indonesia yang bermukim di Korea Selatan.
Selain itu, sekitar 600 orang yang mewakili berbagai agama dan aneka profesi yang menghadiri HUT ke-79 RI di Kedubes RI Korea Selatan.
Tentunya, ini menjadi kesempatan yang begitu membahagiakan sekaligus mengharukan bagi siswa karena mendapat kesempatan memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat di negara asing.
Kepala Sekolah Kesatuan Bangsa Yogyakarta ini pun menekankan pendidikan pendidikan karakter yang menjadi nilai utama di sekolanya.
“Character educational menjadi kunci utama dalam setiap proses pembelajaran di Sekolah Kesatuan Bangsa. Penanaman dan implementasi budaya lokal dalam school life, menjadikan siswa mampu senantiasa berdiri kokoh sebagai bagaian dari global citizen dengan selalu mengedepankan akar dan budaya kebangsaan,” tegas Nur Wijayanto.