Jenny Ong mendirikan Smiling Kids Foundation | Foto: Pemko Medan

Melihat banyaknya kasus kanker pada anak, Jenny Ong (50) akhirnya mendirikan Smiling Kids sebagai rumah singgah di Medan bagi anak-anak penyintas kanker.

Hasil riset data dari World Health Organization (2020), jumlah penderita kanker pada anak usia 0-14 tahun di Indonesia mencapai 8.677 kasus. Menurut data dari (WHO) tahun 2021, kasus kanker pada anak di Indonesia yang bisa disembuhkan kurang dari 30%. 

“Sebelumnya ini saya melihat banyak sekali anak-anak yang menderita kanker. Terkadang mereka yang datang berasal dari luar kota butuh rumah singgah untuk mereka,” ungkap Jenny Ong dikutip dari tayangan YouTube DAAI Magazine, Selasa (6/2/2024).

Smiling Kids Foundation menyediakan rumah singgah yang disebut dengan Rumah Anak Sehat (RAS). Sampai saat ini, RAS digunakan untuk tempat tinggal sementara bagi pasien kanker yang anaknya sedang menjalani pengobatan kanker.

Di dalam RAS, semua fasilitas dan tempat pasien tinggal disediakan secara gratis oleh yayasan Smiling Kids. RAS sudah diresmikan pada 21 Januari 2015 lalu. 

Adapun RAS menangani kasus kanker pada anak, tetapi mayoritas anak yang pernah singgah di RAS merupakan anak yang mengidap kanker mata dan kanker darah.

Saat ini, kata Jenny, ada  sekitar kurang dari 10 anak yang singgah di RAS. Kebanyakan mereka semua berasal dari luar kota, seperti Nias, Aceh, Padang Sidempuan, dan Siantar.

 

Bantuan untuk Anak

Sejak berdiri hingga saat ini, Smiling Kids setidaknya pernah menangani lebih dari 300 anak pengidap kanker.

Jenny mengaku, dulu ia pernah mendampingi seorang pengidap kanker anak yang saat itu masih berusia 6 atau 7 tahun.

“Dulu ada anak yang terkena kanker otot. Akhirnya harus diamputasi tangannya, tapi sekarang sudah kuliah dengan nilai yang sangat tinggi, sekarang sudah sarjana,”

 

Peraturan pada Rumah Singgah

Meski demikian, Smiling Kids memiliki prosedur yang perlu dilakukan sebelum memberikan bantuan kepada anak-anak penyintas kanker.

“Iya, tentu, ya, kita tentu survei terlebih dahulu. Misalnya, mereka dari keluarga tidak mampu, mereka punya (perlindungan) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Namun, banyak juga obat-obat yang tidak ditanggung BPJS, itu kita berikan juga kita bantu,” kata Jenny.

Ia menjelaskan, dalam rumah singgah anak-anak memiliki larangan pada makanan demi menjaga kesehatan anak.

Paling ada orang tua yang susah dibilangin, tapi kalau kita untuk di rumah singgah selalu ditegaskan untuk menjaga makanan. Ada pantangan-pantangan makanan yang memang mereka tidak boleh dimakan,” ungkap Jenny.

RAS menjadi rumah bagi anak pengidap kanker| Foto: Pemko Medan

 

Fasilitas Rumah Anak Sehat

Jenny mengaku, rumah singgah Smiling Kids dahulu hanya bergantung pada rumah sewa. Namun, setelah empat tahun menyewa rumah, salah satu temannya akhirnya memberikan rumah tersebut secara gratis.

Smiling Kids membantu para orang tua yang mengalami kesulitan dalam biaya pengobatan anak.

Tidak hanya memberikan bantuan, yayasan Smiling Kids mendampingi para orang tua dalam mencari solusi untuk menyembuhkan sakit anak.

“Kadang untuk pengobatan saja, mereka tidak tahu apa-apa. Jadi kalau kita ada pendampingan, mulai dari kita bantu dalam memecahkan masalah hingga membantu mereka mengambil keputusan,” sebut Jenny.

Kemudian, memberikan fasilitas yang dibuat agar anak dan orang tua merasa lebih nyaman. Misalnya, tempat bermain anak, dapur umum, kemudian keperluan mobilitas medis, seperti ambulans untuk transportasi ke rumah sakit.

“Kita pernah bekerja sama dengan Lions Club, mereka datang berdonasi yang membuat lapangan taman bermain di rumah singgah,” sebut  Jenny. 

Selain itu, dukungan secara mental kepada orang tua dan anak dengan menghadirkan relawan psikolog.

“Karena kita lihat banyak sekali anak-anak sakit, orang tua pun ikut sakit. Dukungan yang diberikan kepada orang tua ini seperti motivasi-motivasi dari psikolog, itu kita datangkan psikolog-psikolog dari mahasiswa,” tambah Jenny.

Sampai saat ini, kebutuhan rumah singgah Smiling Kids seperti air, listrik, dan bensin masih dibiayai oleh Jenny pribadi dengan bantuan donatur.

Meski demikian, Smiling Kids masih belum memiliki relawan yang dapat mengajar pelajaran untuk anak-anak. Misalnya, untuk mengajar matematika, musik, dan pelajaran sekolah lainnya.

“Harapannya, mereka (relawan mengajar) bisa datang secara rutin untuk mengajarkan anak-anak,” tutup Jenny.

 

Penulis: Kerin Chang

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: