Waspada! Balita Ini Kehilangan Matanya Setelah Dicium oleh Orang dengan Virus Herpes

15 April 2025

Juwan, balita dengan herpes. (Foto: Facebook Michelle Saaiman)

Juwan (2) balita asal Windhoek, Namibia, harus kehilangan penglihatannya akibat virus herpes yang ditularkan orang lain melalui ciuman.

Kisah Juwan dibagikan oleh ibunya, Michelle Saaiman (36), melalui media sosial Facebook. Saaiman menjelaskan, Juwan harus kehilangan matanya akibat infeksi yang disebabkan oleh virus herpes yang tertular setelah seseorang dengan penyakit tersebut menciumnya.

Saat Juwan berusia 16 bulan, kata Saaiman, Juwan mengalami sakit mata yang tampak seperti infeksi.

Dokter umum kami meresepkan obat tetes antibiotik. Dua hari kemudian, kami menyadari ada sesuatu yang tidak beres pada matanya. Sepertinya ada sesuatu yang tumbuh di dalam bola matanya. Padahal tidak ada di sana sehari sebelumnya,” ujar Saaiman dikutip dari Times LIVE, Selasa (15/4).

Situasi semakin memburuk, ketika Saaiman menyadari bahwa putranya tidak bisa melihat dengan jelas di mata kirinya.

Hal ini tampak saat Saaiman melihat Juwan memasukkan jarinya ke dalam matanya, menggaruk bola matanya, tetapi anak itu tidak tersentak.

Merasa ada yang tidak beres dengan kondisi anaknya. Saaiman pun segera berkonsultasi dengan dokter umumnya.

Akhirnya sang dokter mengarahkan Saaiman untuk berkonsultasi ke dokter mata. Setelah pemeriksaan, diagnosisnya cukup mengejutkan.

Dokter spesialisnya memberikan diagnosis yang menyedihkan, bahwa Juwan menderita virus herpes simpleks (HSV) di matanya.

Anak saya didiagnosis menderita virus herpes di mata kirinya. Ya, herpes, virus yang menyebabkan lepuhan pada bibir. Saya belum pernah mendengar hal yang begitu konyol. Lepuhan demam yang tumbuh di kornea matanya?” kata Saaiman.

Infeksi tersebut menyebabkan kehilangan penglihatan yang signifikan dan Saaiman mengungkapkan prognosis yang memilukan.

Telah dikonfirmasi oleh beberapa dokter bahwa virus herpes hanya dapat ditransfer oleh seseorang yang memiliki herpes labialis aktif yang mencium bayi kami di (atau dekat) mata, atau di tangannya setelah dia menyentuh matanya. Bayi kami kehilangan sebagian besar penglihatan dan sensasi di mata kirinya. Karena luka yang terbuka, matanya terus menerus terinfeksi. Jika kami tidak bisa menyembuhkan lukanya, dia akan kehilangan matanya secara total,” terang Saaiman.

Setelah seseorang terinfeksi virus herpes simpleks (HSV), virus tersebut akan tetap berada di dalam tubuh seumur hidup, tetapi sering kali tetap tidak aktif dan tidak menimbulkan gejala.

(Juwan menjalani operasi)

 

Herpes Menyebar ke Otak

Selama berminggu-minggu para dokter berjuang untuk mengendalikan herpes labialis di mata Juwan dan harus berkonsultasi dengan para ahli di New York untuk mendapatkan obat yang tepat.

Selama waktu itu, Michelle dan suaminya, Neels, takut herpes akan menyebar ke otak atau mata lainnya. Sayangnya, saat mereka menemukan obat yang bisa membantu meminimalkan dampak herpes, mata Juwan sudah tidak bisa diselamatkan.

Pada saat itu herpes telah menyebabkan kerusakan parah pada kornea mata Juwan, sehingga ia kehilangan semua sensasi di matanya dan tidak dapat melihat apa pun. Ia benar-benar buta,” jelas Saaiman.

Artinya, otak tidak lagi mengenali mata dan berhenti mengirimkan sinyal ke mata. Gel yang kemudian melindungi mata menguap dan mata pun mengering.

Mata Juwan mulai meleleh karena hilangnya pelumasan ini dan lubang berukuran empat milimeter terbuka di matanya.

Karena kerusakan yang terjadi, ia mengalami luka terbuka di matanya, cacat kornea, berukuran 4 mm,” kata Saaiman.

Orang tuanya kini harus berjuang melawan infeksi mata terus-menerus di tempat lubang terbuka itu berada dan dokter mengatakan Juwan berisiko kehilangan matanya sepenuhnya.

Untuk menyelamatkan mata Juwan, orang tuanya terbang ke dokter spesialis di Cape Town. Di sana, Juwan menjalani operasi cangkok amnion untuk menyembuhkan korneanya dan kelopak matanya dijahit.

Mereka pun kembali ke Afrika Selatan pada bulan April untuk melakukan operasi besar guna memindahkan saraf dari kaki Juwan ke matanya.

Jika berhasil, Juwan akan bisa mendapatkan transplantasi kornea tahun depan untuk menyelamatkan matanya sepenuhnya.

Tidak adil bagi manusia sekecil itu untuk mengalami semua itu. Juwan adalah seorang pejuang sejati, dia selalu tersenyum. Namun, dia sangat kesakitan,” terang Saaiman.

Terlepas dari upaya yang dilakukan, Saaiman mengatakan bahwa masa depan penglihatan anaknya masih belum pasti.

Kelopak mata bayi kami dijahit tertutup untuk melindungi matanya dan saya hanya bisa membayangkan betapa tidak nyamannya hal itu baginya. Apakah penglihatannya dapat dipulihkan? Masih belum diketahui pada tahap ini, tetapi kami telah menerima kenyataan bahwa ia akan mengalami kebutaan permanen pada mata kirinya. Prioritas utama kami adalah menyelamatkan mata itu sendiri dan mencegah infeksi lebih lanjut,” tutup Saaiman.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: