Waspada! Roti Ini Diklaim Mengandung Pengawet Berbahaya, Apa Dampaknya?

 

23 Juli 2024
Ilustrasi roti. (Foto: clubfoto dari Getty Images Signature)

Belakangan ini, sebuah produk roti dituding memiliki kandungan bahan pengawet berbahaya yang biasanya ditemukan dalam produk kosmetik. Bagaimana faktanya?

Belum lama ini, media sosial diramaikan dengan isu produsen roti merek Aoka yang dituding menggunakan pengawet berbahaya dalam produknya, sehingga produk terkait bisa bertahan lama.

Adapun pengawet yang dimaksud, adalah sodium dehydroacetate (C8H7NaO4). Adapun sodium dehydroacetate merupakan garam natrium dari asam dehydroacetic yang berbentuk bubuk putih yang tidak berasa dan tidak berbau. 

Umumnya, senyawa ini digunakan pada produk kosmetik, seperti losion, skin care, produk perawatan kuku, rambut, hingga parfum.

Penggunaan sodium dehydroacetate dalam produk kosmetik berfungsi untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan ragi sehingga dapat memperpanjang masa simpan produk kosmetik tersebut.

(Roti Aoka)

 

Tanggapan Produsen

PT Indonesia Bakery Family (IBF) selaku produsen produk tersebut, membantah adanya kandungan bahan pengawet berbahaya dalam produknya.

Pihak produsen menegaskan, produk roti Aoka sudah mengantongi izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Mereka memastikan, roti Aoka memakai bahan yang aman dan telah melewati proses uji BPOM.

“PT Indonesia Bakery Family selaku produsen roti Aoka merupakan produsen makanan yang sangat memperhatikan kualitas bahan baku termasuk aspek kesehatan bagi konsumen. Aoka diproduksi dari bahan berkualitas, diproses secara higienis dan aman bagi kesehatan,” ujar Head Legal PT Indonesia Bakery Family Kemas Ahmad Yani disitat dari detik.com, Selasa (23/7).

Awalnya, dugaan roti Aoka mengandung bahan berbahaya berasal dari laporan uji laboratorium PT SGS Indonesia.

Hasil uji laboratorium menunjukkan, bahwa roti Aoka mengandung sodium dehydroacetate sebesar 235 miligram per kilogram, sedangkan roti Okko mengandung 345 miligram per kilogram zat tersebut.

Namun, dalam siaran persnya, PT IBF mengeklaim bahwa PT SGS Indonesia telah membuat pernyataan resmi bahwa laporan tersebut bukan berasal dari pihaknya.

 

Apa Bahayanya?

Cosmetic Ingredient Review (CIR) di Amerika Serikat (AS), telah meninjau dan memastikan bahwa penggunaan senyawa kimia ini aman untuk digunakan dalam produk kosmetik.

Penggunaan sodium dehydroacetate tidak hanya orang gunakan sebagai pengawet pada produk kosmetik, tetapi juga pada makanan.

Sama seperti halnya pada produk kosmetik, efek antimikroba pada sodium dehydroacetate dapat menghambat aktivitas ragi, jamur, dan bakteri pada makanan, sehingga dapat memperpanjang masa simpan makanan tersebut.

Walaupun penggunaan sodium dehydroacetate telah disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) AS, tetapi persetujuan ini masih terbatas pada penggunaan dalam labu siam yang sudah dipotong atau dikupas. Untuk penggunaan dalam makanan lain, masih belum dipastikan keamanannya secara penuh.

Melansir dari Mayo Clinic, senyawa kimia sebagai pengawet makanan harus mengikuti batas maksimum tertentu untuk mencegah dampak berbahaya.

Jika dikonsumsi berlebihan, dampaknya bisa meningkatkan risiko gangguan jantung, masalah pencernaan, masalah pada ginjal, dan sebagainya.

Oleh karena itu, penggunaan sodium dehydroacetate pada jenis makanan apa pun harus mengikuti aturan dan batas maksimum yang terkandung, untuk memastikan bahwa tidak ada risiko kesehatan bagi konsumen.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: