Cassandra Temaluru dan Gavrila Asten. (Foto: Tangkapan layar YouTube Indosiar)

Siswa SMKN 4 Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menciptakan solusi cerdas dengan mengembangkan alat jemuran pintar berbasis internet.

Inovasi ini tidak hanya memudahkan aktivitas masyarakat, tetapi juga menunjukkan potensi luar biasa yang dimiliki oleh generasi muda dalam menghadapi era digital.

Alat jemuran pintar berbasis internet yang dikembangkan oleh siswa SMKN 4 Kupang ini, dapat dikontrol dari aplikasi di telepon genggam.

Nantinya, pengguna dapat mengontrol jemuran untuk mengatur jadwal pengeringan, memantau kondisi cuaca, dan menerima notifikasi saat pakaian sudah kering.

Dengan demikian, pengguna tidak perlu takut ketika turun hujan karena seluruh jemuran pakaian akan berpindah sendiri ke tempat teduh hanya dengan sekali klik.

Mengutip dari situs web Vokasi Kemdikbud, proses pengembangan alat ini melibatkan riset yang cermat, perancangan prototipe, dan uji coba secara bertahap.

Kepala SMKN 4 Kupang Semi Ndolu menuturkan, inovasi ini merupakan salah satu bentuk kebebasan berpikir dan berkreasi yang diterapkan di SMKN 4 Kupang.

Para pendidik bertindak sebagai pembimbing, sedangkan para siswa yang berperan untuk berpikir dan mengkreasikan seluruh ide yang dimiliki.

“Ini berfungsi untuk membentuk rasa tanggung jawab sekaligus mengasah kreativitas para siswa. Hasil yang dibuat oleh para siswa sangat bagus dan bermanfaat untuk banyak orang,” ujar Semi dikutip dalam keterangannya, Senin (13/5).

Semi menambahkan, ide ini merupakan milik siswi bernama Gavrila Asten dan Cassandra Temaluru. Semi mengapresiasi kemampuan yang dimiliki oleh dua siswa perempuan ini karena telah menghasilkan inovasi baru.

(Jemuran pintar)

 

Ide Awal Jemuran Pintar

Cassandra menjelaskan, ide jemuran pintar ini berawal dari masalah yang kerap dihadapi ibu rumah tangga di kompleks perumahannya yang padat penduduk, tetapi tempat menjemur pakaiannya sempit.

Kesibukan para IRT, tidak jarang membuat mereka terpaksa meninggalkan jemuran di luar rumah. Alhasil, saat hujan tiba tidak ada yang bisa mengangkat jemuran dan berakhir basah.

Melihat masalah tersebut, Cassandra dan Gavrila kemudian membuat jemuran pintar untuk membantu pemilik rumah mengontrol pakaiannya dari jauh.

“Saya termasuk dari mentor selalu menekankan, bahwa pembelajaran itu harus berbasis masalah (problem-based learning). Oleh karena itu, akhirnya saya menantang diri saya bagaimana caranya untuk bisa menemukan solusi itu, serta bagimana agar saya bisa membuat alat itu. Karena jujur jemuran pintar ini lumayan rumit karena dia menggunakan bahasa pemograman, dia harus bisa terhubung ke internet, dan secara elektrikalnya harus dihitung-hitunga,” jelas Cassandra.

(Jemuran pintar SMKN 4 Kupang)

 

Manfaat Jemuran Berbasis Internet

Jemuran berbasis internet of things (IoT) ini berguna ketika musim hujan. Pasalnya, alat ini bsia langsung memerintahkan untuk bagian jemuran masuk ke dalam ruangan, sehingga baju-baju yang dijemur pun tidak basah.

Siswa kelas XII Jurusan Teknologi Informasi dan Komunikasi Gavrila Asten menyampaikan, pengalaman membuat jemuran berbasis IoT adalah pengalaman yang baru untuknya. Ini karena, ia harus menggabungkan teknologi dengan jemuran.

“Secara tidak langsung saya dituntut berpikir kritis untuk menyelesaikan ide yang sudah kami mulai. Kami juga menjadi lebih produktif dan tertantang, setelah produk ini berhasil kami selesaikan,” kata Gavrila.

Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Ambrosius Kodo menyampaikan apresiasinya kepada para siswa SMKN 4 Kupang.

“Saya apresiasi betul karena mereka bisa membangun lingkungan sekolah sebagai tempat bagi anak-anak untuk bertumbuh, berkreasi, dan berinovasi. Kita harus dukung terus potensi-potensi dari setiap siswa,” tutup Ambrosius.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: