Proses daur ulang kemasan susu di Eco-Friendly Thai. (Foto: Business Insider)

Eco Friendly Thai, sebuah pusat daur ulang di Distrik Sai Noi, Nonthaburi, Thailand, mendaur ulang kotak susu bekas jadi berbagai bahan bangunan. Apa keunggulannya?

Sampah kotak susu kerap kali dibuang begitu saja di tempat sampah. Namun, siapa sangka kalau karton bekas minuman ini bisa diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat?

Hal inilah yang dilakukan perusahaan Eco Friendly Thai. Mereka mendaur ulang ribuan karton susu per hari menjadi bahan bangunan. Karton-karton susu tersebut diubah menjadi batu bata atau dipres menjadi atap.

Mengutip dari Business Insider, kotak-kotak semacam ini sangat sulit untuk didaur ulang karena terbuat dari campuran berlapis-lapis plastik aluminium dan kertas. Namun, Eco Friendly Thai mencoba membuatnya menjadi lebih mudah.

(Kemasan susu yang dikumpulkan di sekolah)

 

Awal Mula Kerja sama

Perusahaan pengemasan dan pengolahan makanan multinasional asal Swedia, Tetra Pak, tercatat telah membuat 192 miliar wadah makanan dan minuman sepanjang tahun 2021.

Melihat angka yang fantastis ini, perusahaan tersebut kemudian menginisiasi program untuk meminimalkan sampah tersebut menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA).

Sebagai salah satu langkahnya, Tetra Pak pun mengumumkan kemitraan dengan Eco Friendly Thai pada 2022 lalu untuk mendaur ulang karton minuman bekas.

(Pengolahan karton susu)

 

Kerja sama dengan Sekolah

Program daur ulang ini aktif di lebih dari 400 sekolah di Bangkok, Thailand, dan juga 150 titik pengantaran di seluruh ibu kota.

Adapun salah satu sekolah yang berkontribusi pada program daur ulang ini, adalah Hua Mak School.

Sejak tahun ‘90-an, pemerintah Thailand telah mendorong konsumsi susu di sekolah-sekolah di negara tersebut. Tiga dekade kemudian, minum susu menjadi kebiasaan sehari-hari bagi para siswa.

Setiap bulannya, sekolah ini menghasilkan sekitar 5.000 wadah dan hampir semuanya didaur ulang.

Siswa Hua Mak School Pornchanok Marit mengatakan, “Setiap pagi, seorang siswa secara sukarela membawakan kami susu, dan setelah selesai, kami melipat karton-karton itu seperti yang diajarkan guru kami.”

Karton susu tersebut kemudian dibawa ke Eco Friendly Thai untuk didaur ulang menjadi batu bata atau atap rumah.

Hasil bahan bangunan ini tidak hanya dijual secara komersil, tetapi juga kerap digunakan untuk membangun kembali rumah korban bencana alam.

Tetra pack sendiri, telah menyumbangkan hampir 70.000 lembar atap rumah daur ulang untuk membantu para korban bencana alam, serta aluminium dari polial untuk membantu mendinginkan rumah-rumah.

Siswa Hua Mak School Chanikan Haphiphat mengatakan, “Kita bisa menggunakannya untuk membuat atap bagi orang-orang yang tidak mampu, sehingga mereka bisa memiliki rumah.”

Hal yang sama juga diamini oleh Guru Hua Mak School, Nutthawut Ledpakdewatanakul yang mengatakan, “Kami ingin mengajarkan para siswa untuk memilah sampah agar mereka dapat berkontribusi kepada masyarakat.”

(Kemasan susu siap disortir)

 

Proses Produksi Bahan Bangunan

Dalam sebulan, Eco-friendly Thai bisa memproses sekitar 12 juta karton kemasan susu bekas. Proses produksinya pun cukup panjang.

Pertama, karton-karton tersebut harus dipecah agar lebih mudah untuk memisahkan antara lapisan karton, plastik, dan aluminium yang menempel di kemasan tersebut.

Sebagai informasi, dinding karton makanan yang dibuat oleh Tetra Pak memiliki enam lapisan. Semuanya bisa didaur ulang sendiri, tetapi banyak fasilitas daur ulang yang tidak memiliki mesin yang bisa memproses semuanya sekaligus.

Sekitar 75% dari bagian kemasan susu adalah kertas yang membentuk struktur kemasan. Kemudian, sebanyak 20% bagian kemasan susu merupakan plastik polietilena yang membantu menutup kemasan.

Sementara itu, sekitar 5% sisanya merupakan aluminium. Kertas tipis ini, membantu menjaga isi kemasan tetap segar dan memperpanjang masa simpan produk.

Untuk sterilisasi produk sendiri akan melewati proses pemanasan khusus, sehingga membuat produknya bisa bertahan hingga satu tahun.

Kembali ke proses produksi, pemisahan lapisan kemasan susu dilakukan menggunakan hydropulper yang memecah lapisan-lapisan tersebut menjadi potongan-potongan kecil.

Langkah kedua, kemasan yang sudah dipecah akan melewati tiga filter halus untuk memisahkan dan mengeluarkan lapisan kertas. Nantinya, setiap air limbah akan dipompa kembali ke hydropulper.

Direktur Bisnis Ramah Lingkungan Thailand Veriss Chandrathip juga mengatakan, air yang digunakan dalam proses daur ulang dapat digunakan kembali.

Setelah melewati proses tersebut, plastik dan aluminium yang tersisa akan muncul di pembuangan.

Kemudian, kertas yang sudah diolah menjadi bubur kertas akan diangkut dengan truk ke pabrik lain, untuk selanjutnya didaur ulang menjadi tisu toilet dan kardus.

Sementara itu, sisa campuran plastik polietilena dan aluminium akan dikirim ke pabrik ramah lingkungan di Nonthaburi yang disebut Poly-Al.

Untuk mengubahnya menjadi bahan bangunan, para pekerja akan menghancurkan bubur kertas dengan penggiling kasar. Kemudian sisa-sisa bubur kertas disaring dan dibersihkan.

Jika sudah, selanjutnya bubur kertas akan masuk ke pengering udara panas untuk menghilangkan kelembapan dan diproses di mesin penggilingan.

Direktur Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi Ramah Lingkungan Thailand Artid Poonyakan menjelaskan, proses penggilingan halus ini berfungsi untuk mencampur bubur kertas yang sudah diolah dengan cat dan bahan lainnya.

Setelah semua langkah dilewati, maka bahan yang sudah digiling siap untuk diekstrusi atau dipanaskan.

“Hal ini dilakukan agar campuran menjadi lentur dan tercampur lebih baik menjadi gumpalan,” kata Artid.

Proses pemanasan dilakukan menggunakan kompresor dengan suhu mencapai 392 derajat Fahrenheit. Setelah terbentuk, campuran ini dicetak dan didiamkan selama tiga menit agar bisa membentuk Ecobrick.

(Pembuatan Ecobrick)

 

Pembuatan Bata Butuh Banyak Bahan

Struktur karton susu yang sebagian besar adalah kertas, membuat perusahaan membutuhkan banyak bahan hanya untuk membuat sebuah batu bata.

“Untuk membuat batu bata seberat 2 kilogram, perusahaan membutuhkan 500 karton susu. Jika tidak diolah, maka kemasan ini akan menjadi limbah di tempat pembuangan sampah,” kata Veriss.

Tidak hanya struktur, pihak perusahaan juga melakukan kontrol kualitas pada warna Ecobrick dan memperhalus tepinya sebelum mengirimkannya ke pelanggan.

 

Keuntungan Batu Bata Poly-Al

Pendiri Perusahaan Advanced Mat Vitsarut Janpaen menjelaskan, ada beberapa keunggulan dari bahan bangunan yang diproduksi Poly-Al.

Di antaranya, atap buatan Poly-al tidak akan berkarat, sehingga aman jika dipasang di daerah pantai. Kemudian, batu batanya juga tidak mengeluarkan debu.

Kepala Keberlanjutan Tetra Pak Thailand Patinya Silsupadol menjelaskan, lembaran atap dari bahan ini benar-benar membantu melindungi rumah dari panas matahari.

“Pada saat yang sama, dengan sifat polietilena yang kami miliki pada bahan kami, ini juga membantu bahan tersebut menjadi kuat,” jelas Patinya.

Program daur ulang di Thailand sendiri, telah dimulai sejak tahun 2006, tetapi sampai saat ini masih sulit untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

“Orang-orang tidak menyadari bahwa karton susu bekas dapat didaur ulang. Selain itu, masih banyak yang menganggap pemilahan sampah merupakan tanggung jawab pemulung,” katanya.

Patinya mengakui, bahwa perjalanan mereka masih panjang.

“Kami dapat melakukan peningkatan dalam skala yang lebih besar, dalam hal dampak iklim dan juga keanekaragaman hayati. Kami juga ingin memperluas produk daur ulang yang dapat kami kelola dan kami hasilkan, agar dapat berkontribusi lebih banyak kepada masyarakat,” tutup Patinya.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: