Bhikhhu thudong melakukan ritual di Candi Borobudur. (Foto: Andrew Rivero)

Setelah menempuh lima hari perjalanan, rombongan bhikkhu thudong tiba di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, pada Senin (20/5).

Sejumlah bhikkhu thudong ini, akan melakukan persiapan perayaan Hari Tri Suci Waisak ke 2568 BE/2024 di Candi Borobudur.

Kedatangan bhikkhu thudong disambut dengan taburan bunga sedap malam, lalu dilanjutkan dengan naik ke struktur Candi Borobudur.

Mengutip dari Media Center Temanggung, Pembimbing Masyarakat Buddha dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Tengah, Karbono mengatakan, rombongan bhikkhu ini terdiri atas 43 orang.

Mereka berasal dari Thailand, Singapura, Korea Selatan, Malaysia, dan Indonesia. Rombongan bhikkhu Thudong ini tiba di Jakarta pada Rabu (14/5). Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan ke Semarang, Jawa Tengah, dengan menggunakan bus.

Kemudian, barulah mereka memulai perjalanan Thudong dengan berjalan kaki dari Semarang, ke Ambarawa, Kabupaten Temanggung, dan akhirnya tiba di Magelang pada Minggu (19/5) siang.

“Perjalanan thudong ini sebenarnya dari Thailand, tetapi karena keterbatasan waktu untuk finis di Candi Borobudur saat Waisak, maka dari Thailand ke Jakarta kemarin naik pesawat. Kemudian dilepas oleh Kemenag dan Kemenparekraf di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Dari TMII kemudian naik bus ke Semarang,” jelas Karbono.

Para bhikku ini telah menempuh perjalanan sejauh 60 km dengan berjalan kaki dari Semarang, Jawa Tengah, menuju Candi Borobudur.

(Bhikkhu thudong sampai di Candi Borobudur. Foto: ANTARA Foto/Anis Efizudin)

 

Melakukan Doa Bersama

Mereka tiba di kawasan Candi Borobudur melalui gerbang Kalpataru dan menuju Manohara Borobudur Study Center untuk beristirahat.

Kemudian, para bhikkhu pergi ke zona I untuk beribadah di struktur bangunan Candi Borobudur. Di puncak Candi Borobudur, mereka melakukan puja bakti dengan merapalkan paritta, melakukan meditasi, dan diakhiri dengan melakukan ritual pradaksina.

Paritta merupakan khotbah Buddha yang berfungsi sebagai perlindungan. Mengulangi paritta bisa membantu meningkatkan kesadaran, moral, cinta kasih, dan kebenaran dhamma.

(Bhikkhu thudong sampai di Candi Borobudur. Foto: ANTARA Foto/Anis Efizudin)

 

Dapat Sambutan Hangat

Pemimpin Bhikkhu Thudong Bhante Kamsai Sumano Mahathera mengaku, dirinya terkejut dengan sambutan hangat dari masyarakat kepada para bhikku sepanjang perjalanan ke Candi Borobudur.

Pasalnya, banyak masyarakat yang menyambut mereka dengan bunga dan cinta kasih sejak pukul 05.00 WIB.

Tidak hanya itu, masyarakat setempat juga bergotong-royong memberikan bantuan kepada para bhikkhu. Mulai dari memberikan sandal, obat-obatan, minuman, buah-buahan, dan sebagainya.

“Saya tidak merasa mereka kasihan (karena memberikan bantuan). Pemberian itu seolah (masyarakat) mendukung bhikkhu thudong sampai ke Candi Borobudur dengan selamat,” kata Bhante Kamsai dikutip dari Kompas.com, Selasa (21/5).

(Bhikkhu thudong sampai di Candi Borobudur. Foto: ANTARA Foto/Anis Efizudin)

 

Apa Itu Thudong?

Sebagai informasi, thudong adalah kegiatan atau perjalanan ritual yang dilakukan oleh para bhikkhu yang dilakukan dengan berjalan kaki sejauh ribuan kilometer.

Pada tahun ini, para bhikkhu melakukan perjalanan dari Thailand menuju Candi Borobudur di Indonesia untuk merayakan Hari tri Suci Waisak.

Tradisi thudong, bertujuan untuk melatih kesabaran para bhikkhu. Pasalnya, dalam melakukan perjalan tersebut mereka akan terkena panas sinar matahari, hujan, dan hanya akan makan satu kali setiap hari dengan minum seadanya. Selain itu mereka juga akan tinggal atau beristirahat di tempat seadanya.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: