Masyarakat Indonesia Paling Banyak Konsumsi Mikroplastik, Apa Bahayanya?

12 Juni 2024
Ilustrasi mikroplastik. (Foto: pcess609 via Getty Images)

Sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari Cornell University, Amerika Serikat (AS), masyarakat Indonesia menjadi salah satu penduduk yang mengonsumsi mikroplastik terbanyak di dunia.

Studi yang dipublikasikan dalam Environmental Science & Technology ini, mengungkapkan, dari total 109 negara di dunia, Indonesia adalah negara yang masyarakatnya paling banyak mengonsumsi mikroplastik.

Mikroplastik adalah potongan plastik sangat kecil berukuran antara 0,3 mm dan 5 mm. Mikroplastik sendiri terbagi menjadi 2, yakni primer dan sekunder.

Mikroplastik primer biasanya berasal dari plastik yang didesain dengan ukuran kecil, seperti microbeads yang digunakan dalam produk kecantikan scrub/lulur tubuh.

Sementara itu, mikroplastik sekunder adalah plastik yang mulai mengalami degradasi dari limbah plastik yang berukuran lebih besar. Misalnya botol air kemasan atau mi instan yang mulai terurai menjadi potongan-potongan kecil plastik.

Berdasarkan studi tersebut, diketahui bahwa masyarakat Indonesia mengonsumsi sekitar 15 gram mikroplastik per bulan. Jumlah konsumsi tersebut sebagian besar bersumber dari air, seperti makanan laut.

Bukan hanya Indonesia, masyarakat di negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia dan Filipina, juga menjadi penduduk yang mengonsumsi mikroplastik terbanyak di dunia.

Temuan ini, didasarkan pada penelitian soal seberapa banyak mikroplastik yang tanpa disadari masuk ke dalam tubuh imbas dari sampah plastik yang tidak diolah, serta terdegradasi dan menyebar ke lingkungan, termasuk ke bahan pangan.

 

Bagaimana Mikroplastik Masuk ke dalam Tubuh?

Mikroplastik umum ditemukan di air laut, bahkan sebagai partikel polusi udara. Mikroplastik bisa berpindah dari lingkungan ke dalam tubuh manusia, baik dari pernapasan maupun tertelan dan masuk ke pencernaan.

Berdasarkan penelitian, mikroplastik ditemukan di plasenta manusia (2021) dan belakangan ini mulai ditemukan di paru-paru, jantung, ASI, darah, bahkan testis manusia.

Menyitat dari Sciences News, diketahui bahwa mikroplastik masuk ke dalam tubuh manusia melalui dua cara, yaitu makanan dan air yang terkontaminasi mikroplastik.

Beberapa penelitian bahkan telah menemukan mikroplastik dalam buah dan sayuran yang dikonsumsi sehari-hari, serta di dalam tanah.

Bukan hanya pada tanaman, mikroplastik juga ditemukan pada hewan yang kemungkinan besar bisa dikonsumsi manusia.

Meskipun tingkat konsumsi manusia sangat bervariasi, tetapi penelitian itu menunjukkan bahwa manusia mungkin mengonsumsi puluhan ribu partikel mikroplastik per orang per tahun.

 

Bahaya Mikroplastik bagi Tubuh

Paparan mikroplastik pada manusia yang terjadi melalui proses pernapasan, atau konsumsi makanan dan minuman bisa menimbulkan beberapa gangguan kesehatan sebagai berikut.

 

  1. Meningkatkan Risiko Serangan Jantung

Studi terbaru yang dilakukan peneliti di Tiongkok, menemukan mikroplastik dalam gumpalan darah yang diangkat melalui pembedahan arteri di jantung, otak, dan vena di kaki.

Penelitian tersebut menunjukkan, mikroplastik di dalam tubuh manusia meningkatkan risiko serangan jantung atau stroke.

Tak hanya itu, peneliti juga menemukan korelasi antara tingkat mikroplastik dalam pembekuan darah dan tingkat keparahan penyakit.

 

  1. Memicu Reaksi Alergi

Paparan mikroplastik bisa memicu reaksi alergi pada manusia. Tentunya, tingkat keparahan reaksi alergi yang dialami akan tergantung pada kesehatan masing-masing orang.

Namun, reaksi alergi ini bisa ditandai dengan beberapa gejala. Di antaranya berupa bersin-bersin, hidung gatal, berair, dan tersumbat; mata gatal, merah, dan berair; mengi, dada sesak, sesak napas; batuk; ruam merah disertai gatal; serta pembengkakan pada bibir, lidah, mata, atau wajah.

 

  1. Mengganggu Hormon dan Metabolisme Tubuh

Mikroplastik yang tertelan dan dibawa melalui aliran darah, bisa berdampak pada penurunan tingkat kesuburan pria atau wanita.

Mikroplastik juga bisa memengaruhi kinerja sistem endokrin. Akibatnya, orang dengan metabolisme tubuh yang terganggu bisa mengalami peningkatan bobot tubuh secara tiba-tiba.

 

  1. Pembekuan Darah

Peneliti juga menemukan orang dengan tingkat mikroplastik tinggi di dalam tubuhnya lebih berisiko mengalami pembekuan darah.

Mereka juga memiliki tingkat D-dimer yang lebih tinggi, dibandingkan pasien yang tidak terdeteksi mikroplastik. D-dimer adalah fragmen protein yang dilepaskan ketika pembekuan darah terjadi.

Kadar D-dimer yang tinggi mengindikasikan adanya penggumpalan darah. Para ahli menduga, mikroplastik di dalam tubuh akan berkumpul dalam darah dan memperburuk pembekuan. Meski demikian, perlu penelitian lebih lanjut untuk menyelidiki hipotesis tersebut.

 

  1. Memicu Penyakit Berbahaya

Salah satu bahan kimia dalam plastik yang bersifat karsinogen adalah styrene. Bahan kimia tersebut biasanya ditemukan dalam plastik kemasan makanan.

Jika bahan kimia tersebut masuk dan terakumulasi dalam tubuh, ada beberapa gangguan kesehatan yang mengancam.

Misalnya, seperti gangguan pada sistem saraf, gangguan pada pendengaran, kanker, ppenurunan fungsi sistem imun, serta gangguan pada sistem reproduksi.

 

Cara Minimalkan Paparan Mikroplastik

Meskipun bisa berbahaya bagi tubuh, tetapi paparan mikroplastik tidak bisa sepenuhnya dihindari. Namun, ada beberapa langkah yang dapat membantu meminimalkan paparan mikroplastik.

Di antaranya minum air langsung dari keran dan mengurangi minum air kemasan plastik, hindari memanaskan makanan dalam plastik, dan usahakan untuk selalu mengonsumsi makanan segar.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: