Salut, WNA Denmark Ini Bantu Perbaiki Jembatan Rusak di Kampung Terapung Sampela

26 Juni 2024
Kristian Hansen memperbaiki jembatan tempat tinggal Suku Bajo. (Foto: Instagram.com/thekristianhansen)

Kristian Hansen, seorang YouTuber asal Denmark menginisiasi proyek Gotong Royong untuk membangun jembatan di Kampung Terapung Sampela, Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Melalui media sosial Instagram @thekristianhansen, ia berbagi kisah saat menelusuri Kepulauan Wakatobi selama beberapa hari.

Di sana, ia tinggal selama 10 hari bersama masyarakat Suku Bajo yang tinggal di atas air, serta hidup dengan penuh kesederhanaan di tengah alam.

Rumah-rumah di Kampung Terapung Sampela, dibangun di atas batu koral dan beton atau tiang kayu yang murah.

Selama tinggal bersama Suku Bajo, Hansen menemukan satu masalah utama yang dihadapi oleh masyarakat setempat, yakni akses jembatan kayu yang menghawatirkan.

(Kondisi jembatan di Kampung Terapung Sampela. Foto: Instagram.com/thekristianhansen)

Rumah-rumah Suku Bajo berada di atas air, sehingga hanya dihubungkan oleh jembatan kayu. Namun, sayangnya jembatan kayu yang menghubungkan rumah-rumah mereka kondisinya kurang terawat.

Banyak kayu yang sudah lapuk dan berjamur, sehingga mudah keropos dan patah. Bukan hanya itu, banyak juga paku yang sudah tua. Kondisi ini sangat berbahaya karena bisa mencelakakan masyarakat, termasuk lansia dan anak-anak.

Menurut Hansen, jembatan kayu di kampung tersebut menjadi tanggung jawab para pemilik rumah yang ada di depannya.

Namun, belakangan ini penduduk setempat mengalami kesulitan ekonomi, sehingga belum bisa mengalokasikan banyak biaya untuk memperbaiki jembatan di depan rumahnya.

(Kondisi jembatan di Kampung Terapung Sampela. Foto: Instagram.com/thekristianhansen)

 

Membuat Proyek Gotong Royong

Melihat kondisi kampung yang mengkhawatirkan, membuat Hansen tergerak untuk menginisiasi proyek Gotong Royong untuk memperbaiki jembatan yang rusak.

Inisiasi ini pun disambut baik oleh masyarakat setempat. Selanjutnya, Hansen pun menyebarkan informasi proyek ini di media sosial agar semakin banyak orang yang bisa membantunya memperbaiki infrastruktur di Kampung Terapung Sampela.

Selama kurang lebih 3 hari, Hansen telah menerima donasi uang mencapai Rp75 juta dari sekitar 300 orang di Indonesia, Amerika Serikat, Eropa, dan masih banyak lagi.

Selama proses penggalangan dana berlangsung, Hansen bersama warga desa mulai membuat rencana renovasi dan membeli bahan-bahan yang dibutuhkan.

Setelah banyak mencari bahan dan bernegosiasi, Hansen pun menggunakan uang tersebut untuk membeli lebih dari 20 meter3 kayu, 50 kg paku, dan gergaji mesin.

Meski demikian, jumlah tersebut belum cukup untuk memperbaiki seluruh jembatan yang ada di desa.

“Kami cek semua jembatan, mereka bantu dan tukarr-tukar kayu, jadi tidak ada yang terbuang. Mungkin kami perbaiki 15%-20% jembatan, diperbaiki yang paling berbahaya,” kata Hansen.

(Proses perbaikan jembatan di Kampung Terapung Sampela)

 

Proyek Hampir Gagal

Sebelum memperbaiki jembatan, Hansen sempat menghadapi berbagai kendala, seperti sulitnya akses transportasi, hujan deras dan tornado, sampai potensi proyek gagal. Namun, Hansen dan warga desa terus mencari solusi agar proyek ini tetap bisa berjalan.

Dibantu oleh 150 warga desa, Hansen pun bersama-sama memperbaiki jembatan dengan kayu yang lebih kokoh dan aman. Tidak hanya jembatan, ia juga sempat memperbaiki rumah warga yang rusak parah.

Aksi Hansen dalam merevitalisasi jembatan di Kampung Terapung Sampela mendapat banyak apresiasi dari masyarakat setempat.

Kini, mereka bisa berjalan dengan bebas dan aman, tanpa harus khawatir kayu akan patah saat dilewati.

Setelah berhasil memperbaiki jembatan, ke depannya Hansen akan berfokus untuk membantu memperbaiki masjid di Sampela.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: