Kisah Suster Yohana, 23 Tahun Menjaga Anak Disabilitas di Panti Asuhan Maluku

 

4 Juli 2024
Suster di Panti Asuhan Maluku Sr. Yohana Eko, ALMA. (Foto: Kementerian Sosial)

Sr. Yohana Eko, ALMA (44) telah mengabdikan lebih dari separuh hidupnya untuk menjaga anak-anak disabilitas dan telantar di Panti Asuhan Bhakti Luhur Saumlaki, Tanimbar, Maluku.

Selama 23 tahun, Suster Yohana mendedikasikan dirinya untuk memberikan secercah harapan kepada anak-anak yang membutuhkan bantuan.

Panti Asuhan Bhakti Luhur Saumlaki telah berdiri sejak tahun 1962. Pada tahun 2001, Suster Yohana bergabung ke dalam kepengurusan panti, hingga saat ini Suster Yohana dipercaya sebagai ketua panti asuhan tersebut.

Visi panti asuhan tersebut, adalah “Menjangkau yang Tak Terjangkau”. Panti asuhan Bhakti Luhur Saumlaki, juga memiliki tiga misi khusus, yaitu misi amal, pendidikan, dan kesehatan.

“Kita tidak hanya menampung, tapi juga merehabilitasi,” jelas Suster Yohana disitat dari situs web Kementerian Sosial (Kemensos), Kamis (4/7).

(Panti Asuhan Bhakti Luhur Saumlaki)

 

Menjadi Rumah Anak Disabilitas

Panti Asuhan Bhakti Luhur Saumlaki menerima pelayanan untuk anak, terutama anak penyandang disabilitas miskin, terlantar, dan dipinggirkan.

Panti asuhan ini hadir untuk mengakomodasi anak-anak penyandang disabilitas yang disebabkan karena kondisi fisik, psikis, mental, sosioekonomi, sehingga berdampak pada keterbelakangan dalam perkembangannya.

Anak-anak yang ada di Panti Asuhan Bhakti Luhur Saumlaki, memiliki rentang usia mulai dari 5 bulan hingga 46 tahun. Tidak hanya itu, panti asuhan ini juga dilengkapi oleh Sekolah Luar Biasa (SLB) dengan jenjang pendidikan SD hingga SMA.

Setiap ruang belajarnya berisikan delapan murid dan dibagi ke dalam beberapa kategori kejurusan, yaitu tunanetra, tunarungu wicara, tunagrahita, tunadaksa, dan autisme.

Secara total, terdapat 15 orang pengajar yang terlatih dalam menangani masing-masing kebutuhan khusus anak-anak di sana.

“Dari SMP hingga SMA, kita bekali dengan vokasional sesuai dengan kebutuhan,” jelas Suster Yohana.

(Panti Asuhan Bhakti Luhur Saumlaki)

 

Perspektif Orang tua Terhadap Disabilitas

Suster Yohana menyebut, tidak jarang para orang tua di luar sana masih pesimistis, serta menganggap kondisi kebutuhan khusus yang dialami anaknya merupakan suatu hal yang tidak dapat diapa-apakan lagi.

Akibatnya, para orang tua cenderung berpasrah diri dengan kondisi tersebut, bahkan tak jarang mereka menganggapnya sebagai beban.

Namun, melalui panti asuhan ini Suster Yohana berulang kali memberikan pemahaman bahwa sebenarnya anak-anak spesial memiliki potensi yang bisa dikembangkan. Sebagai contoh, salah satu anak asuh bernama Modesta Angwar Mase (17) yang pernah menjadi juara lomba lari nasional di Makassar pada tahun 2017.

Suster Yohana berusaha memberikan sudut pandang baru, bahwa para anak spesial yang awalnya dianggap beban oleh orang tuanya, suatu hari nanti bisa menjadi kebanggaan.

Kehadiran Suster Yohana di Tanimbar sebagai pemerhati anak berkebutuhan khusus, layaknya sebuah pelita di gelapnya malam yang menjadi penjaga secercah sinar harapan pada diri anak-anak spesial yang berada di sudut Timur Indonesia.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: