Sempat Putus Sekolah Usia 15 Tahun, Wanita Ini Sukses Jadi Dokter di Usia 41 Tahun

14 Agustus 2024
Becs Bradford berhasil jadi dokter di usia 41 tahun. (Foto: Universitas Bristol)

Becs Bradford (41) sempat putus sekolah di usia 15 tahun, tetapi tekadnya yang kuat membuat dirinya berhasil meraih gelar sebagai dokter di usia 41 tahun.

dr. Bradford pernah putus sekolah di usia 15 tahun tanpa kualifikasi apa pun, tetapi ia tidak pernah kehilangan semangat untuk membantu orang lain.

Pernah tinggal di panti asuhan, dr. Bradford bahkan tidak mengambil ujian General Certificate of Secondary Education (GCSE) hingga usianya 35 tahun.

Perjuangan dan kegigihan dr. Bradford akhirnya membuahkan hasil, karena di usianya yang tak lagi muda ia berhasil menerima gelar dokter dari Universitas Bristol, Inggris.

Wanita berusia 41 tahun ini mengatakan, ia dapat memanfaatkan pengalaman hidupnya untuk memahami pasien dengan baik, dan ingin membantu orang lain untuk mencapai tujuan mereka.

Saya hanya memiliki keyakinan dari dalam diri saya bahwa inilah yang seharusnya saya lakukan dalam hidup saya. Saya tidak tahu apakah saya hanya sedikit berkhayal, tetapi saya benar-benar percaya bahwa jika hati Anda ada di dalamnya, Anda dapat 100% melakukan hal-hal gila yang selalu Anda impikan,” ujar dr. Bradford disitat dari BBC News, Rabu (14/8).

(dr. Bradford selama masa pelatihan sebagai dokter)

 

Tinggal di Panti Asuhan

Saat berusia 12 tahun, ayah dr. Bradford, Richard, jatuh dari tangga dan tertusuk dahan pohon. Kecelakaan ini membuat sang ayah mengalami lumpuh dari leher ke bawah.

Keluarganya pun kehilangan rumah dan dr. Bradford yang berasal dari Coventry, Inggris, terpaksa harus tinggal di panti asuhan.

Terlepas dari awal yang sulit ini, dr. Bradford bekerja sebagai awak kabin, pelatih pribadi, dan di bidang penjualan di banyak negara, seperti Prancis, Jerman, Dubai, dan Australia.

Meski telah melakoni berbagai pekerjaan, dr. Bradford merasa jauh dalam dirinya ia ingin menjadi seorang dokter.

Ketika saya masih muda, saya selalu diberitahu bahwa saya tidak akan berarti apa-apa, bahwa saya bodoh. Saya muak dengan orang-orang yang mengatakan bahwa saya tidak bisa melakukan banyak hal karena saya seorang yang tidak peduli. Saya ingin membuktikan bahwa orang-orang seperti saya layak mendapatkan hal-hal yang baik, bahwa mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang memuaskan dan bergaji tinggi,” ungkap dr. Bradford.

(Becs Bradford selama mengambil ujian GCSE)

 

Ujian Pendidikan Menengah

Pada usia 35 tahun, dr. Bradford membeli buku-buku revisi GCSE dan belajar mandiri untuk mendapatkan nilai terbaik di bidang matematika dan sains GCSE.

Di Indonesia sendiri, GCSE ini disamakan dengan Ijazah Umum Pendidikan Menengah, atau ijazah akademis yang menilai berdasarkan mata pelajaran tertentu yang diperoleh melalui ujian kualifikasi.

Ujian ini diambil oleh siswa berusia 15-16 tahun atau seusia siswa SMP di negara Inggris, Wales, dan Irlandia Utara, serta negara-negara yang merupakan bekas jajahan Britania Raya seperti Australia dan Afrika Selatan.

Di luar Britania Raya, sistem ini disebut dengan International General Certificate of Secondary Education (IGCSE).

Kemudian, dr. Bradford mendaftar di kursus akses ke kedokteran. Untuk menghadiri kursus tersebut, dr. Bradford akan berkendara selama enam jam pulang-pergi, sambil bekerja tiga pekerjaan.

Pada akhir kursus, dr. Bradford berhasil lulus dengan nilai sempurna. Namun, ia menghadapi banyak penolakan dari universitas untuk mengejar mimpinya menjadi seorang dokter.

Tidak menyerah, dr. Bradford terus berusaha sampai akhirnya ia menerima tawaran dari Universitas Bristol.

Selama berkuliah, dr. Bradford mendapatkan dukungan finansial dari kampusnya. Meski demikian, kondisi ini tidak membuat dr. Bradford menjadi bermalas-malasan.

dr. Bradford masih mengajar kelas olahraga 7 hari seminggu, serta bekerja sebagai asisten perawat selama 12 jam di akhir pekan. dr. Bradford juga sering bangun jam 04.00 pagi untuk belajar, semangatnya selalu didorong oleh keinginan dr. Bradford untuk membantu orang lain.

Saya hanya memiliki pengetahuan dari dalam diri saya bahwa inilah yang seharusnya saya lakukan dalam hidup saya. Saya ingin menjadi panutan bagi orang-orang seperti saya. Saya ingin menunjukkan kepada mereka bahwa Anda layak dan tidak peduli dari mana Anda berasal, semua bisa dilakukan. Orang-orang di sepanjang jalan akan mengatakan itu tidak mungkin, tetapi Anda harus mengabaikan mereka,” katanya.

Sekarang dr. Bradford menggunakan pengalaman hidupnya untuk lebih memahami pasien, serta membimbing orang-orang yang tidak berasal dari latar belakang kedokteran untuk bisa berkuliah di Universitas Bristol.

Rasanya tidak masuk akal bisa lulus setelah bertahun-tahun! Rasanya benar-benar seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Saya bangga pada diri saya sendiri karena tidak pernah menyerah di sepanjang jalan. Saya berharap perjalanan saya dapat menginspirasi orang lain untuk mengikuti kata hati mereka dengan cara yang sama. Tidak masalah ketika Anda sampai di sana, jangan pernah menyerah pada diri sendiri!” jelas dr. Bradford.

Kisah dr. Bradford juga menginspirasi Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Mahasiswa di Universitas Bristol, Prof. Tansy Jessop.

Becs telah mencapai begitu banyak hal, dan sering kali melawan segala rintangan. Becs tidak hanya inspiratif, tetapi kisahnya menunjukkan kekuatan transformatif dari pendidikan. Becs, universitas Anda bangga dengan Anda!” tutup Prof. Tansy Jessop.

(Becs Bradford lulus dari Universitas Bristol)

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: