Terinspirasi dari Broadway, Mahasiswa LSPR Tampilkan Drama Musikal 2AM: The Musical

26 Agustus 2024
Mahasiswa LSPR persembahkan drama musikal “2AM The Musical”. (Foto: LSPR)

Mahasiswa kelas Performing Arts angkatan ke-25, Program Studi Komunikasi dan Bisnis LSPR yang tergabung dalam Waka Waka Production, mempersembahkan drama musikal orisinal bertajuk 2AM: The Musical.

Pergelaran ini, merupakan salah satu syarat kelulusan untuk mata kuliah Perencanaan dan Produksi pada semester 6, di bawah bimbingan dosen Mr. Mikhael Yulius Cobis, M.Si., M.M.

Pertunjukan drama musikal “2AM: The Musical”, digelar pada tanggal 24 Agustus 2024 di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki, pukul 19.00 WIB-selesai.

Acara tersebut dihadiri pula oleh para dosen, dekan, teman, serta keluarga dari mahasiswa LSPR. Didukung pula Andrea Miranda, putri dari seorang musisi legendaris Indonesia, Purwa Caraka.

Rangkaian acara ini, sudah berlangsung sejak bulan Februari 2024 dan telah melakukan 2 kali penampilan pada Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Manajemen Acara dan MICE, serta Malam Penganugerahan LSPR Theatre Festival ke-30.

Persembahan drama musikal “2AM: The Musical”, sekaligus menjadi sebuah langkah debut perdana Waka Waka Production dalam memproduksi sebuah karya seni yang komersial.

Konsep drama musikal ini, terinspirasi dari berbagai aliran musikal broadway di seluruh dunia. Melalui penggabungan berbagai unsur emosi, alam bawah sadar, serta spiritual dalam aspek kehidupan manusia, menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Waka Waka Production dalam meramu drama musikal ini.

(Pertunjukan drama musikal “2AM: The Musical”)

 

Mengangkat Tema Disabilitas

Cerita ini berdasarkan orisinal karya Waka Waka Production yang mengangkat tema utama tentang disabilitas.

Bercerita tentang seorang gadis 19 tahun bernama Brielle yang tinggal di Manhattan, Amerika Serikat, pada tahun 2000. Ia merupakan penyitas disabilitas akibat kecelakaan yang turut merenggut kedua orang tuanya.

Diam-diam, selama ini Bri memendam impiannya untuk menjadi bintang Broadway, tetapi ketidakmampuannya dalam menggunakan kedua kakinya, membuat Bri harus merelakan cita-cita tersebut.

Trauma akan kehilangan sosok orang tua, juga membuat Bri menjauhkan diri dari cinta dan kasih sayang dari orang-orang sekitarnya.

Dia menolak untuk terapi, serta memilih menyendiri karena takut akan kegagalan. Pada suatu malam, Bri bermimpi dan secara ajaib mengubahnya menjadi seorang pemain broadway dengan kedua kaki yang normal, bertemu dengan teman-teman baru, bahkan dia juga menemukan cinta pertamanya.

Namun, perjalanannya di dunia mimpi pun tidak seindah yang diharapkan, berbagai rintangan, bahkan ancaman untuk dapat kembali ke dunia nyata harus Bri lalui.

Fokus utama dalam pertunjukan “2AM: The Musical” dalam mengembangkan cerita dan menyampaikan pesan, dilakukan melalui musik dan tari yang menampilkan 4 pemeran utama, 6 pemeran pendukung, dan 10 ensemble, dengan 15 lagu orisinal.

“Kami memilih ‘2AM’ sebagai judul drama musikal ini, untuk menggambarkan Brielle yang selalu duduk di kursi roda, menunggu memasuki dunia mimpi untuk dapat meraih cita-citanya sebagai seorang pemain broadway,” ujar Produser Cathleen Rebecca dalam keterangannya, dikutip Senin (26/8).

Cathleen menjelaskan, melalui tema disabilitas, kelas mereka memiliki misi untuk memberikan harapan bagi teman-teman penyitas disabilitas, bahwa kondisi fisik tidak akan menghalangi mereka untuk terus berkarya dan bersaing dengan karya-karya di luar sana.

“Harapan kami dalam menciptakan produksi ini juga untuk berkontribusi pada pertumbuhan Industri Seni Pertunjukan di Indonesia, serta menghasilkan karya-karya yang dapat membanggakan hingga tingkat dunia,” lanjut Cathleen.

Menurut Mikhael Yulis Cobis yang merupakan dosen pembimbing sekaligus executive producer, tahapan perencanaan adalah pondasi dari segalanya.

Pada tahap tersebut, kata Mikhael, ide-ide kreatif dikumpulkan dan dipadukan menjadi satu visi yang kohesif.

Saat latihan dan persiapan intensif berlangsung, terasa kekompakan dan kerja sama tim yang semakin erat. Setiap anggota tim, baik pemain maupun kru, berkontribusi dengan bakat dan dedikasi mereka, menciptakan sinergi unik dan tidak tergantikan.

Ketika akhirnya pertunjukan dibawa ke panggung, Mikhael mengaku ada perasaan bangga yang mendalam melihat hasil kerja keras berbulan-bulan diwujudkan dalam penampilan yang memukau penonton.

“Saya berharap, setiap proses produksi dapat menjadi tempat berkembangnya bakat-bakat baru dan menjadi ajang pembelajaran yang berharga. Semoga pertunjukan-pertunjukan yang dihasilkan dapat menginspirasi dan meninggalkan kesan yang mendalam,” tutup Mikhael.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: