Mendunia! Jatiluwih dan Wukirsari Raih Penghargaan Desa Wisata Terbaik Dunia 2024
Desa Wisata Jatiluwih di Bali dan Desa Wisata Wukirsari di Daerah Istimewa Yogyakarta, berhasil meraih penghargaan sebagai Desa Wisata Terbaik 2024.
Penghargaan “Best Tourism Villages by UN Tourism 2024” edisi keempat ini, diberikan oleh Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN Tourism) di Kolombia, pada Jumat (15/11).
Pada edisi keempat ini, sebanyak 55 desa dari seluruh wilayah menerima penghargaan tersebut. Nominasinya dipilih dari lebih dari 260 aplikasi di lebih dari 60 negara anggota UN Tourism. Sementara itu, sebanyak 20 desa lainnya dipilih untuk bergabung dalam Program Peningkatan.
Menyitat dari situs web UN WTO, Sekretaris Jenderal Pariwisata PBB Zurab Pololikashvili mengatakan bahwa pariwisata adalah alat penting untuk meningkatkan inklusivitas.
Selain itu, pariwisata juga penting untuk memberdayakan masyarakat pedesaan untuk melindungi dan menghargai warisan budaya mereka yang kaya, sambil mendorong pembangunan berkelanjutan.
Pololikashvili juga menjelaskan, bahwa inisiatif Desa Wisata Terbaik tidak hanya mengakui pencapaian luar biasa dari desa-desa ini, tetapi juga menyoroti kekuatan transformatif dari pariwisata.
Melalui pemanfaatan asset unik yang ada di desa tersebut, komunitas-komunitas di desa ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, mempromosikan tradisi lokal, dan meningkatkan kualitas hidup penduduknya.
“Kami merayakan desa-desa yang telah merangkul pariwisata sebagai jalan menuju pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat yang menunjukkan bahwa praktik-praktik berkelanjutan dapat mengarah pada masa depan yang lebih cerah bagi semua,” ujar Pololikashvili dalam keterangannya, dikutip Selasa (19/11).
(Desa Wisata Jatiluwih)
Diharapkan Menginspirasi Desa Wisata Lain
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, menyambut baik penghargaan yang diberikan UN Tourism kepada dua desa wisata Indonesia yang berhasil menjadi bagian dari 55 Best Tourism Villages by UN Tourism 2024.
Program pengembangan desa wisata juga telah menjadi program unggulan Kemenpar dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini, sejalan dengan visi pembangunan desa yang tertuang di dalam prioritas nasional Asta Cita Kabinet Merah Putih.
“Saya sangat bangga dan optimistis penghargaan ini dapat menjadi inspirasi bagi desa wisata lainnya di Indonesia untuk terus mengoptimalkan potensi kekayaan alam, warisan budaya, serta pemberdayaan masyarakatnya desa menuju pariwisata yang lebih inklusif dan berkelanjutan,” kata Widiyanti.
Penghargaan Best Tourism Villages diadakan untuk menjaring desa percontohan yang berhasil mengembangkan pariwisata, dengan memberdayakan komunitas masyarakat setempat, serta melestarikan tradisi dan warisan lokal.
Berdasarkan data, hingga tahun 2024 ada sebanyak 245 desa yang telah menjadi anggota dari Best Tourism Villages Network yang diharapkan bisa menjadi bagian dari jaringan desa wisata global terbesar.
Keberhasilan Desa Nglanggeran pada 2021, Desa Penglipuran pada 2023, serta Desa Wisata Jatiluwih dan Desa Wisata Wukisari pada 2024 yang mendapatkan penghargaan sebagai Best Tourism Villages, merupakan bentuk pengakuan internasional terhadap kualitas desa wisata yang ada di Indonesia.
“Tentunya tidak boleh berpuas diri atas capaian ini. Kami di Kemenpar akan terus berupaya memperkuat ekosistem desa wisata di dalam negeri melalui komitmen kolektif demi kemajuan pariwisata Indonesia,” jelas Widiyanti.
(Desa Wisata Wukisari)
Adapun Desa Wisata Jatiluwih dan Desa Wisata Wukisari, berhasil terpilih dari sekitar 260 kandidat yang berasal lebih dari 60 negara anggota UN Tourism.
Nominasi dari Indonesia, dipilih dari desa wisata yang tersertifikasi berkelanjutan pada periode 2019–2024. Pasalnya, indikator penilaian sertifikasi mewakili sembilan area evaluasi Best Tourism Villages.
Bagi desa wisata yang belum masuk sebagai Best Tourism Villages, UN Tourism menghadirkan program pendampingan berupa upgrade programme untuk 20 desa wisata terpilih.