Heboh Ada Benda Mirip Awan Jatuh ke Tanah, Apa Penyebabnya?

20 November 2024
Awan jatuh ke tanah. (Foto: tiktok.com/@riadiweweng_97)

Penampakan gumpalan putih mirip awan jatuh dari udara, terlihat di kawasan sebuah perusahaan di Kalimantan Tengah. Apakah awan bisa jatuh ke tanah?

Belum lama ini, media sosial diramaikan dengan penampakan sebuah gumpalan putih yang mirip dengan awan jatuh dari langit ke tanah.

Berdasarkan video yang diunggah dari akun TikTok/@riadiweweng_97 diketahui bahwa benda tersebut jatuh di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah.

Sebelum benar-benar jatuh ke tanah, gumpalan tersebut tampak melayang rendah di udara sambil dikelilingi oleh beberapa pekerja tambang.

 

Tanggapan BMKG

Menanggapi hal ini, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan bahwa gumpalan putih tersebut, bukan awan jatuh tapi diduga hanya gumpalan uap.

Pasalnya, menurut BMKG, awan tidak bisa jatuh ke permukaan dalam bentuk gumpalan padat. Ini karena, partikelnya sangat ringan dan tersebar dengan densitas rendah.

“Fenomena tersebut kemungkinan besar bukan awan alami, melainkan kondensasi uap air atau gas akibat aktivitas manusia yang terjadi di wilayah pertambangan,” ujar Direktur Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani di Jakarta, dikutip dari Antara, Rabu (20/11).

Awan merupakan kumpulan tetesan air atau kristal es yang sangat kecil dan ringan, sehingga tetap melayang di atmosfer dengan bantuan arus udara.

Partikel awan umumnya menguap sebelum mencapai tanah, terutama ketika terjadi perubahan lingkungan. Oleh karena itu, kata Andri, fenomena dalam video tersebut kemungkinan besar bukan awan alami.

Andri melanjutkan, kondisi tersebut bisa terjadi karena adanya pelepasan gas bertekanan tinggi dari aktivitas tambang yang didukung oleh suhu rendah dan kelembapan tinggi, sehingga lingkungan tersebut mendukung pembentukan uap kondensasi.

Adapun fenomena di Kalimantan yang tampak seperti awan turun atau jatuh, disebabkan oleh gumpalan uap atau gas yang dilepaskan bergerak ke area yang lebih rendah akibat gravitasi atau kerapatannya yang lebih berat daripada udara di sekitarnya.

“Uap atau gas ini sering kali lebih padat daripada awan alami, sehingga tampak seperti bisa disentuh atau dipegang. Namun, ini hanyalah efek visual karena sebenarnya yang terlihat hanyalah gumpalan uap yang bersifat sementara,” tutur Andri.

Di sisi lain, awan seolah-olah dapat terlihat turun ke permukaan bumi karena kondisi atmosfer dan mekanisme fisik yang memengaruhi posisi awan di atmosfer.

Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal. Seperti perubahan atmosfer atau inversi suhu topografi yang membawa awan ke area lebih rendah, fenomena cuaca seperti tekanan rendah, kabut, atau arus udara dalam awan, hingga efek visual yang membuat awan terlihat lebih dekat.

(Ilustrasi awan jatuh)

 

Tanggapan Pihak Perusahaan

Menurut Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk. Febriati Nadira, benda berbentuk awan yang jatuh di Adaro MetCoal (AMC) Muara Tuhup, Murung Raya, Kalteng, adalah busa.

Febriati Nadira membenarkan ada busa yang jatuh pada di tanah diambil pada Jumat (15/11), sekitar pukul 06.00-07.00 WITA.

“Iya benar kejadiannya. Tapi, itu busa,” kata Nadira, saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (16/11).

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: