Cetak Prestasi, Seniman Bali Ini Raih Penghargaan di Kompetisi Pahatan Internasional

15 Januari 2025

Seniman Bali meraih penghargaan di kompetisi pahatan internasional. (Foto: instagram.com/himpunansenimanpecatu_)

Seniman Bali yang tergabung dalam Himpunan Seniman Pecatu (HSP) dan Bali Talent Artis (BTA) meraih penghargaan bergengsi dalam ajang The 27th Harbin International Snow Sculpture Competition.

Kelompok seniman Bali tersebut, meraih penghargaan bergengsi “Commemorative Prize” dalam kompetisi yang berlangsung pada 6-9 Januari 2025 di Harbin, Tiongkok.

Tim Indonesia di kompetisi ini terdiri atas empat seniman berbakat, yaitu I Nyoman Sungada, I Wayan Mardina, Gede Agus Kurniawan, dan I Ketut Suaryana. Dua anggota seniman berasal dari HSP, sedangkan dua lainnya mewakili BTA.

Pada kompetisi pembuatan patung salju yang diikuti 26 tim dari berbagai negara ini, Tim Indonesia mengangkat tema Tri Guna yang mengusung nilai-nilai tiga sifat manusia. Tiga tokoh yang dipahat dalam media balok salju, dihadirkan dengan memiliki karakter raut wajah yang berbeda.

Secara terperinci, Sattwam digambarkan memiliki sifat manusia yang tenang, tulus, bijaksana, dan tanpa pamrih.

Kemudian, Rajas digambarkan dengan sifat energik, agresif, dan ambisius. Terakhir, Tamas digambarkan dengan sifat pasif, malas, dan lamban.

(Proses pengerjaan pahatan oleh seniman Bali)

 

Tantangan Mengerjakan Lomba

Tema yang diangkat, digambarkan di media balok salju setinggi 4 meter dengan diameter 3×3 meter. Proses pengerjaan memakan waktu selama 3,5 hari, dengan ketentuan pengerjaan dalam rentang pukul 09.00 hingga 19.00 waktu setempat setiap harinya dengan suhu ekstrem mencapai -26 derajat Celsius.

Tantangan terbesar yang dihadapi selama perlombaan, adalah kondisi cuaca yang sangat dingin, terutama bagi anggota tim yang belum terbiasa. Meski demikian, Nyoman Sungada mengaku puas atas hasil karya mereka.

“Kami bekerja dengan maksimal. Setelah kami sadari dengan kekalahan ini pengalaman ini adalah guru terbaik buat saya bahwa saya harus lebih banyak belajar lagi,” ujar Nyoman dikutip dari situs web Nusa Bali, Rabu (15/1).

(Proses pengerjaan pahatan oleh seniman Bali)

 

Terkendala Biaya Keberangkatan

Persiapan keberangkatan ke Tiongkok membutuhkan waktu sekitar 2,5 bulan. Tim Indonesia mengaku baru menerima surat undangan pada 12 Oktober 2024, setelah itu mereka baru mulai mencari sponsor. Sayangnya, hingga pertengahan November, dukungan dana belum kunjung diterima.

Akhirnya, tim memutuskan untuk menggunakan dana pribadi. Langkah-langkah persiapan meliputi pembuatan miniatur dari styrofoam, latihan ukiran, persiapan alat-alat, pengurusan visa, dan pemesanan tiket.

“Tim saat ini berubah karena keterbatasan dana, sehingga kita putuskan mencari tim yang siap dengan dana pribadi. Kami berangkat dengan semangat besar meski harus mengeluarkan uang sendiri,” tambah Nyoman Sungada.

Nyoman Sungada menjelaskan, timnya telah mengikuti Harbin International Snow Sculpture Competition sebanyak 8 kali, serta 5 kali di Jepang (Sapporo dan Nayoro).

Melalui partisipasinya, mereka telah meraih berbagai penghargaan seperti 4 kali Juara 3, 1 kali Best Skills, 1 kali Best Creative, 1 kali Special Prize, dan Juara 1 pilihan para pematung.

Penghargaan yang diraih di Harbin tahun ini menambah daftar panjang prestasi mereka, meskipun tantangan pendanaan kerap menjadi hambatan utama.

Nyoman Sungada berharap, pemerintah dan perusahaan-perusahaan swasta mau membantu mereka agar bisa terus ikut kompetisi internasional.

Tanpa dukungan tersebut, Nyoman Sungada khawatir timnya tidak bisa lagi mengikuti kompetisi di ajang internasional.

Melalui semangat yang tinggi, para seniman ini ingin terus memperkenalkan budaya Bali ke dunia. Untuk itu, mereka berharap ada dukungan yang lebih besar agar seni budaya Bali bisa terus berkembang di kancah internasional.

“Dukungan yang lebih besar akan sangat membantu keberlanjutan seni budaya kita di kancah dunia,” tutup Nyoman Sungada.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini: